GORAJUARA - Pro kontra berlakunya Ujian Nasional (UN) kembali muncul. Apakah ini hasil riset atau emosional? Dalam mengambil kebijakan pendidikan perlu kajian inten dan mendalam.
Siapa pengambil kebijakan di dunia pendidikan jadi bahan pertimbangan. Latar belakang pendidikan, pemikiran, psikologi, dan emosi perlu dipertimbangkan.
Jangan sampai kebijakan pendidikan dilakukan oleh orang yang punya rasa sakit hati, dendam, dan benci. Kebijakan pendidikan bukan untuk saling menjatuhkan tapi untuk kebaikan.
Baca Juga: Kunjungan Dinas Provinsi Sumatera Utara... Studi Smater SMAN 15 Bandung...
Masalah motivasi belajar anak-anak Indonesia bukan karena satu faktor tidak ada UN. Malas belajar disebabkan kita gagal mewariskan semangat belajar.
Ada UN dan tidak ada UN belum tentu jadi soal pada kualitas pendidikan. Di negara-negara barat atau timur, kualitas pendidikan mereka baik sebabnya budaya belajar mereka cukup baik.
Dikonfirmasi, Korea Selatan termasuk negara dengan semangat belajar tinggi. Budaya belajar mereka didorong oleh kesadaran dari lingkungan keluarga dan budaya masyarakat.
Baca Juga: Kompetensi Pedagogik Guru di Jawa Barat Perlu Pendampingan....
Warga Korea Selatan berpendapat, jika mereka tidak punya semangat belajar tinggi, mereka bisa dijajah bangsa lain. Di China, semangat belajar mereka tinggi karena sangat menghargai pendidikan.
Kualitas pendidikan China baik tercermin pada penghargaan mereka pada profesi guru. Profesi guru menjadi profesi dihormati sejajar dengan dokter.
Kembali ke negara kita, apakah UN bisa jadi faktor pemotivasi belajar siswa? Bangsa kita dikenal kurang menghargai pendidikan. Para pendidik di negara kita dipandang sama dengan karyawan.
Baca Juga: BBGP Jawa Barat Petakan Literasi Teknologi Informasi... Guru Jawa Barat Perlu Pendampingan...
Masyarakat Indonesia berdasarkan survey internasional rata-rata IQnya 78 lebih. Penyebabnya dapat dikonfirmasi karena masyarakat kita dikenal tidak suka membaca.
Dengan kondisi masyarakat tidak suka membaca, apapun sistem pendidikannya masyarakat kita akan tetap malas belajar, karena faktor budaya, agama, politik, ekonomi, tidak mendukung budaya belajar sepanjang hayat.