GORAJUARA - Dalam pengelolaan kinerja di Platform Merdeka Mengajar (PMM), bulan Februari adalah masa supervisi dan penilaian kinerja. Kepala Sekolah harus melakukan observasi kelas.
Dengan melakukan obesrvasi kelas, kepala sekolah bisa menilai guru-guru yang sudah semangat Merdeka Mengajar. Observasi kelas dapat membantu kepala sekolah identifikasi kompetensi guru.
Dalam semangat Merdeka Mengajar, guru-guru minimal harus memahami hakikat Merdeka Mengajar. Merdeka Mengajar adalah peluang guru-guru untuk menjadi kreator dan inovator.
Baca Juga: Apakah Sekolah Masih Perlu Mengajarkan Kompetisi?
Guru dalam semangat Merdeka Mengajar menjadi sosok manusia kreatif membaca lingkungan dan kebutuhan siswa. Untuk itu guru menjadi kurikulum hidup yang interaktif dan update.
Guru dengan semangat Merdeka Mengajar selalu membawa ilmu-ilmu terbaru dan aktual dengan kondisi zaman. Setiap pengajaran guru Merdeka Mengajar mengajak siswa berpikir kritis.
Guru Merdeka Mengajarkan menyajikan kasus yang sudah didesaian dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi. Setiap pengajaran memberi pengalaman menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Mahasiswa Calon Guru Harus Punya Kecerdasaan di Atas Rata Rata...
Guru Merdeka Mengajar berharap siswa bisa menjadi manusia-manusia penyelesai masalah. Guru Merdeka Mengajar memahami masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.
Guru dengan semangat Merdeka Mengajar, menyajikan materi bersumber pada sumber data kredibel. Jurnal, Buku hasil riset, data statistik, disajikan sebagai data berdasar realitas.
Ketika siswa membaca data yang disajikan guru, siswa bukan saja disajikan materi ajar dalam mata pelajaran, tetapi dia sedang mengenali masalah-masalah real yang terjadi dilapangan.
Baca Juga: Lomba Olimpiade Sains TIngkat Nasional Kemdikbud Mohon Dihilangkan...
Materi-materi ajar yang disajikan guru Merdeka Mengajar bukan data atau fakta fiktif, tetapi data dan fakta ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga siswa dilatih berpikir ilmiah.
Guru Merdeka Mengajar, mengajari siswa berpendapat berbasis pada data valid. Dengan demikian pendapat-pendapat siswa bisa dipertanggung jawabkan dan berbobot karena didukung data valid.