GORAJUARA - Mengajarkan investasi saham di pasar modal bukan masalah uang. Mengajarkan investasi di pasar modal adalah cara untuk membangun karakter siswa.
Jika kita renungkan, kesuksesan seseorang di masyarakat berangkat dari kemampuan mengelola uang. Saya perhatikan orang yang sukses mengelola uang dia tidak punya utang.
Dikutif dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, dari tahun 2019-2021 terdapat 19.711 kasus pinjol ilegal. Dunia pendidikan harus peka terhadap masalah sosial.
Baca Juga: Dampak Pendidikan Gratis.... Sekolah Hadapi Masalah Sarana Prasarana...
Kasus pinjol bukan sebatas masalah penipuan belaka, tetapi merusak karakter bangsa. Utang yang ditawarkan melalui teknologi informasi bisa jadi merusak mental warga jadi pengutang.
Mengajarkan investasi saham di pasar modal dapat dikatakan menjawab masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Tujuannya mengubah mental pengutang jadi investor.
Negara maju seperti Singapura, dari populasi jumlah penduduknya sudah mencapai 48% masyarakatnya sebagai investor. Tidak dipungkiri Singapura menjadi negara maju.
Baca Juga: Mahasiswa UPI Berkolabrasi Dengan Pemprov Jabar... Kurangi Stunting dan Nol Sampah Makanan...
Mengajarkan investasi di pasar modal bisa jadi salah satu usaha pendidikan untuk mengangkat bangsa Indonesia menjadi negara maju. Karakter pengutang dengan investor berbeda.
Karakter seorang investor cenderung visioner dan tindakannya produktif. Seorang investor selalu berpikir kritis dalam mengambil keputusan.
Seorang investor dalam mengambil keputusan selalu berpikir untuk kesinambungan hidup yang lebih baik di masa depan. Seorang pengutang, dia hidup dalam tekanan beban utang.
Baca Juga: Kalau Mau Jadi Guru Jangan Miskin....Pembekalan Pada Calon Guru...
Jika kita perhatikan, karakter investor sukses penampilannya sederhana, tenang, dan sejahtera. Secara psikologis emosinya terkendali dan tidak serakah.
Harapan hidup sejahtera di masa depan dimiliki seorang investor. Sebaliknya, harapan hidup seorang pengutang masa depannya dihadapkan pada kekhawatiran.