GORAJUARA - "Tidak ada bangsa besar yang tidak menghormati guru. Tanda-tanda bangsa terbelakang adalah bangsa yang melecehkan profesi guru", kata Dr. Toto Suharya, Sekjen DPP AKSI.
Berdasarkan pengamatan dari beberapa negara, seperti Jepang, Korea, China, Jerman, Finlandia, mereka negara-negara maju dalam peradaban, mereka sangat sangat, menghargai guru.
Dalam sambutannya, Abdul Mu'ti Mendikbudasmen mengatakan, "guru menentukan kualitas sumber daya manusia, dan bertanggung jawab memajukan bangsa dan negara".
Baca Juga: Diskusi Guru-Guru Untuk Menyemangati Siswa Shalat Dhuha... Optimis Tanpa Batas...
Tidak akan ada peradaban bangsa tanpa guru-guru hebat, sehat, dan sejahtera. Dalam peringatan hari guru nasional 23 November 2024, guru-guru berkomitmen untuk menjadi insan mulia.
Guru berkomitmen menjadi teladan dan selalu menginspirasi untuk mengantarkan peserta didik menuju kehidupan sejahtera dan bahagia setinggi-tingginya, sesuai pesan Ki Hadjar Dewantara.
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya manusia dan alam melimpah. Indonesia memiliki bonus demokrasi, tahun 2035 sekitar 70% penduduk Indonesia produktif.
Baca Juga: Seandainya UN diberlakukan Kembali... Anggaran Mencapai Ratusan Miliar...
Untuk mewujudkan 70% penduduk Indonesia benar-benar produktif, dibutuhkan guru-guru hebat. Guru-guru hebat akan lahir dari masyarakat hebat yang menghargai profesi guru.
China sebagai negara Industri berhasil menyaingi Amerika Serikat dan akan mengalahkan Amerika Serikat, karena masyarakat China sangat menghargai profesi guru.
Di China, profesi Guru menjadi pekerjaan terbaik sama dengan dokter. Guru dan dokter sama-sama melayani masyarakat. Dokter melayani kesehatan fisik, guru melayani kesehatan mental.
Baca Juga: Apakah Ujian Nasional Penyebab Tingginya Motivasi Belajar? Belajar dari Korea dan China...
Kesehatan mental bangsa sangat tergantung pada guru. Bangsa yang sangat ambisius seperti Jepang, mereka sangat menghargai guru.
Melalui guru-guru hebat, Jepang bangkit menjadi bangsa Industri maju menyamai Amerika Serikat dalam waktu singat. Indonesia harus jadi bangsa besar kembali seperti Sriwijaya dan Majapahit dulu.***