GORAJUARA - Ternyata membaca buku metode belajar paling efektif. Siswa-siswi di Jepang, Jerman, Finlandia, masih membaca buku. Program baca 27 buku pet tahun bisa diterapkan.
Ketika melakukan observasi kelas, guru memulai pembelajaran dengan membaca buku. Seluruh siswa nampak membuka buku masing-masing dan selama 15 menit membaca.
Siswa-siswi tidak ada yang ngobrol, semua konsentrasi dengan buku bacaannya masing-masing. Suasan kelas saat itu terasa hening, adem, tentram, dan menyejukkan hati.
Baca Juga: Untuk Apa Mengajarkan Investasi Pasar Modal di Sekolah?
Suatu hari saya berdiskusi dengan siswa, "apakah kamu bisa membaca buku sambil ngobrol?" Siswa menjawab spontan, "bisa pak". Lalu saya menyuruh siswa mempraktekannya.
Lalu siswa membuka buku yang sedang dibawanya, dan mempraktekannya. Setelah siswa mempraktekannya, dia meralat jawabannya, "ternyata tidak bisa pak".
Belajar membutuhkan konsentrasi. Tanpa konsetrasi siswa akan kesulitan memahami pelajaran. Akhir-akhir ini siswa mengalami masalah kesulitan konsentrasi ketika belajar.
Baca Juga: Dampak Pendidikan Gratis.... Sekolah Hadapi Masalah Sarana Prasarana...
Kemampuan konsetrasi siswa diduga mengalami penurunan akibat kebiasaan konsumsi video-video singkat di media sosial yang hanya disajikan 1 s.d 3 menit.
Berdasarkan hasil refleksi, untuk membantu siswa menguatkan kemampuan konsentrasinya, membaca buku di awal pengajaran menjadi metode efektif untuk latih konsentrasi.
Keuntungan program membaca buku 15 menit diawal pelajaran, bisa membudayakan siswa untuk senantiasa membaca. Membaca buku sarananya tersedia di perpustakaan.
Baca Juga: Mahasiswa UPI Berkolabrasi Dengan Pemprov Jabar... Kurangi Stunting dan Nol Sampah Makanan...
Aktivitas siswa belajar di perpustakaan meningkat, jumlah peminjaman buku meningkat, dan terpantau siswa-siswi di sekolah ternyata sebagian besar hobi membaca buku fiksi.
Dari laporan bulanan petugas perpustakaan, kunjungan siswa kelas X cukup tinggi. Sementara kunjungan kelas XI dan XII mengalami penurunan.***