Masalah Pendidikan Bukan Karena UN dan Tidak Ada UN... UN bukan Solusi Pendidikan...

photo author
- Sabtu, 26 Oktober 2024 | 22:43 WIB
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI (GoraJuara.com/dok AKSI)
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Masalah pendidikan bukan karena ada Ujian Nasional (UN) atau tidak ada UN. Masalah pendidikan Indonesia berawal dari budaya bangsa yang tidak hargai pendidikan.

Thomas C. Corley (2009) mengatakan "good daily habits are foundation of success". Saya 1000 persen percaya bahwa orang-orang sukses karena mereka memiliki prilaku baik.

Jadi masalah pendidikan kita bukan di UN atau tidak ada UN. Masalah bangsa kita adalah tidak memiliki prilaku atau karakter baik. Bangsa kita dikenal sebagai netizen tersadis di dunia.

Baca Juga: Sekolah Defisit Ilmu Pengetahuan... Ilmu Yang Diajarkan Tidak Relevan Zaman...

Misi pendidikan kita sama dengan misi Nabi Muhammad di dunia yaitu mewujudkan manusia berakhlak baik. Para pendidik sebenarnya satu frekuensi dengan misi Nabi Muhammad.

Jadi, masalah pendidikan kita sudah jelas, yaitu belum optimal dalam mewujudkan warga negara berakhlak baik. Hal inilah yang harus diupayakan, didiskusikan serius.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, UN tidak berhasil menghasilkan manusia berakhlak baik. Faktanya, UN hanya melahirkan manusia-manusia oportunis bermental suka menerabas.

Baca Juga: Perpustakaan di Sekolah Mengalami Keterbelakangan Mental... Supervisi Perpustakaan...

Selanjutnya UN tidak berhasil mewujudkan manusia yang bisa selesaikan masalah, tapi hanya bisa menyelesaikan soal ujian. Buktinya hingga sekarang masalah hidup disiplin saja tidak selesai.

Solusi pendidikan bangsa Indonesia adalah buktikan bahwa pemerintah, DPR, seluruh masyarakat Indonesia peduli pendidikan. Anggaran pendidikan 20% APBN dan APBD harus benar realisasikan.

Gunakan anggaran pendidikan untuk menyiapkan dan meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Berikan beasiswa-beasiswa luar negeri kepada guru-guru.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Lanjutkan... Alasannya Rasional...

Tingkatkan keterampilan guru dalam menggali berbagai potensi keahlian yang dimiliki guru agar guru bisa mendapat kesejahteraan dari kompetensi yang dimilikinya.

Bebaskan dunia pendidikan dari kepentingan-kepentingan politik praktis. Dunia pendidikan harus terbebas dari kepentingan kelompok, partai, dan penguasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB

Untuk Apa Mengajarkan Investasi Pasar Modal di Sekolah?

Minggu, 15 September 2024 | 10:45 WIB

Yang Berpikir Besar Seharusnya Guru Bukan Menteri...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:52 WIB

Ciri Guru-Guru Semangat Merdeka Mengajar...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:10 WIB

Orang Orang Optimis Lebih Sabar...

Selasa, 21 November 2023 | 06:31 WIB

Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah

Selasa, 17 Oktober 2023 | 20:57 WIB

Cara Mengajarkan Karakter di Sekolah...

Selasa, 10 Oktober 2023 | 07:54 WIB