Mengapa Sekolah Tidak Boleh Merengking Nilai Akademik SIswa?

photo author
- Minggu, 18 Februari 2024 | 22:03 WIB
Perengkingan Siswa adalah Malapraktek Pendidikan (GoraJuara.com/dok AKSI)
Perengkingan Siswa adalah Malapraktek Pendidikan (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Sekolah sudah tidak boleh merengking nilai akademik siswa. Namun demikian perguruan tinggi dalam salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru masih melakukan.

Beberapa institusi negara pun ketika melakukan tes masih melakukan perengkingan. Akhirnya para orang tua pun masih mempercayai rengking menjadi prestasi anak.

Pelarangan perengkingan pada siswa berdasarkan pada teori kecerdasan majemuk dari Howard Garner. Jadi setiap anak memiliki kecerdasan minimalnya ada sembilan.

Baca Juga: SMAN 15 Bandung Tingkatkan Kemampuan Guru Melalui Kegiatan Aktif di Komunitas Belajar

Diantara kesembilan kecerdasan tersebut antara lain, Visual-Spasial, Linguistik-Verbal, Logis-Matematika, Kinestetik-Jasmani, Musikal, Interpersonal, Intrapersonal, dan Naturalistik.

Kesembilan kecerdasan yang menonjol dimiliki anak-anak tidak akan sama. Nilai akademik yang didapat pada nilai raport tidak menunjukkan sembilan kecerdasan siswa.

Jadi kalau anak-anak di rengking berdasar nilai akademik, ini termasuk malapraktik pendidikan. Mengapa demikian? Karena merendahkan siswa-siswa dan tidak menghargai kecerdasan siswa.

Baca Juga: Mengapa Harus Mengajari Nabung Saham Untuk Anak SMA?

Perengkingan berdampak negatif pada mentalitas siswa. Mereka yang mendapat rangking terakhir seolah-olah dirinya merasa bodoh, padahal dia jago berwirausaha sejak di sekolah sudah dagang.

Perubahan paradigma belum merata dipahami oleh seluruh lembaga pendidikan. Buktinya nilai raport yang diterima anak-anak sekarang masih dipersepsi sebagai nilai akademik bukan skill.

Sementara jiwa zaman sekarang sudah lebih cenderung menghargai skill. Perlu studi banding ke negara-negara lain dalam memberikan penilaian pada hasil belajar siswa.

Baca Juga: Membaca Otak Spiritual...Selama Ini Ternyata Kita Salah Paham Memahami Arti Rasional...

Dr. Toto Suahrya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI menyarankan kepada kampus untuk mulai mengubah cara penerimaan mahasiswa baru tidak murni dari hasil tes. 

Kampus-kampus harus sudah mulai menentukan ciri khas masing-masing. Setiap jurusan harus punya visi masing-masing dalam merekrut calon mahasiswanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB