GORAJUARA - Seorang pensiunan mengatakan, setelah pensiun saya tidak punya lagi kaya seperti dulu waktu bekerja. Gaji pensiun hanya cukup bertahan hidup di usia tua.
Kata-kata ini muncul dari orang yang hidup dengan cara berpikir lama. Dulu memang ia, setelah pensiun orang tidak bisa lagi diandalkan kerja. Pekerjaan zaman dulu identik dengan otot.
Di abad teknologi, bekerja tidak lagi identik dengan otot. Tenaga fisik akan sangat mahal, karena kelak kebanyakan orang bekerja dengan otak.
Baca Juga: Siapakah Guru Menurut RUU Sisdiknas
Jadi dari sekarang kekayaan seseorang bukan lagi otok tapi kesehatan dan waktu. Kesehatan badan yang tetap prima untuk menunjang otak bisa bekerja.
Untuk menjaga kesehatan kuncinya adalah jangan punya utang. Utang bisa menguras otak bekerja dengan tidak nyaman. Itulah yang akan mengurangi kesehatan.
Jika kesehatan sudah dimiliki maka ketika pensiun, kita punya kekayaan. Kekayaan lain dari seorang pensiunan adalah waktu.
Baca Juga: Menyimak Penyederhanaan Standar Pendidikan Pada RUU Sisdiknas
Dengan kesehatan dan kekayaan waktu, para pensiunan bisa tetap bekerja dari rumah dengan menggunakan otak. Sebelum masa pensiun tiba, kita harus mempersiapkan keterampilan hidup.
Keterampilan hidup yang bisa menuntut bekerja tanpa gunakan otot. Konten kreator, trading saham, online shop, menjadi keterampilan hidup yang bisa jamin seumur hidup orang bekerja.
Kesehatan dan waktu yang banyak menjadi kekayaan para pensiunan. Mereka bisa tetap bekerja dari rumah tanpa harus terkendal kekuatan otot.
Baca Juga: Keberpihakkan Pemerintah dalam RUU Sisdiknas Pada Masyarakat Kurang Mampu
Para pensiun yang tidak dibebani utang, bisa tetap produktif dengan berkarya dalam pekerjaan berbasis digital. Trading saham bisa jadi alternatif untuk tetap produktif sekalipun pensiun.
Kuncinya, untuk memeprsiapkan masa pensiun yang produktif, dari sekarang harus belajar ilmu-ilmu dagang yang memanfaatkan teknologi. Salah satunya ilmu dagang saham.