GORAJUARA - Menyikapi diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar, guru harus mampu membedakan antara guru abad 20 dengan guru abad 21.
Kurikulum Merdeka Belajar membawa konseksuensi pada perubahan paradigma berpikir seorang guru.
Guru abad 21 sangat berbeda dengan guru abad 20. Guru abad 20 mengandalkan pada keunggulan dokumen Kurikulum yang disusun para ahli.
Baca Juga: Baby Blues: Inilah Gejala-Gejalanya dan Cara Mengatasinya
Materi yang disampaikan guru abad 20 tergantung pada buku paket yang disusun oleh penulis-penulis yang direkomendasikan oleh kementerian.
Guru abad abad 20 setiap tahun berulang-ulang mengajarkan materi ajar yang terdapat dalam buku paket.
Adminsitrasi pembelajaran sangat rigid, disusun berlembar-lembar karena harus memenuhi puluhan kriteria megabaikan substansi apa yang harus diajarkan.
Baca Juga: Marc Marquez Dikabarkan Kembali Menderita Diplopia Akibat Kecelakaan di Mandalika
Bagi guru abad 20 dokumen kurikulum seperti kitab suci yang tidak boleh diubah. Materi yang diajarkan harus persis seperti apa yang tersurat dalam dokumen Kurikulum.
Guru abad 21 memandang dokumen kurikulum sebagai pedoman yang harus diolah, dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang siswa.
Guru abad 21 mengembangkan materi ajar berdasar dokumen Kurikulum sesuai dengan konteks zaman.
Guru abad 21 bersikap kreatif membaca perubahan zaman, dan mengajarkan materi-materi esensial disajikan mengacu pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Baca Juga: Jorji Positif Covid- 19, Inilah Wakil Indonesia di Ajang Swiss Open 2022 Super Series 300
Guru abad 21 produktif menghasilkan karya-karya tulis bersumber pada pengamatan dan pengalaman selama berinteraksi dengan siswa.