GORAJUARA - Pemahaman kita tentang Allah bisa membuat risau hati bisa juga membuat tenang. Jika ingin tenang kenalilah Allah sebagai maha pengampun.
Manusia adalah tempatnya keburukan dan kebaikan. Jadi semua manusia pasti punya kesalahan atau keburukan prilaku, sebaliknya pasti punya kebaikan.
Untuk itu kita tidak bisa menghakimi atau memberi cap buruk secara permanen kepada setiap manusia. Sebaliknya tidak bisa mencap baik permanen pada setiap manusia.
Baca Juga: Keuntungan Mengelola Pendidikan Dengan Dalil Al Quran
Kemampuan manusia untuk berbuat buruk dan baik adalah ketetapan dari Allah. Maka Allah yang memiliki ketetapan atas segala keburukan dan kebaikan yang dilakukan manusia.
Untuk itu Allah memberi rahmat kepada seluruh umat manusia dengan memberi ampunan sebesar apapun dosa manusia. Mengapa demikian? Karena Allah maha rahman yang memberi potensinya pada manusia.
Jika kita terlalu banyak mengenal Allah sebagai maha penghukum dosa yang kejam, maka dipikiran kita Allah akan terbentuk Allah menjadi maha bengis.
Baca Juga: Kolaborasi Pendidikan Karakter Dengan Masyarakat Dan Wakil Rakyat
Jika Allah dikenali sebagai yang maha bengis, maka karakter kita akan sangat bengis kepada para pelaku kejahatan. Allah lebih senang dikenal sebagai maha pengasih dan penyayang oleh umatnya.
Allah selalu memberi harapan baik bagi umatnya yang memohon pertolongan pada-Nya. Untuk itu Nabi Muhammad diutus oleh Allah sebagai pembawa kabar gembira.
Kabar gembira membuat manusia selalu bangkit dalam kondisi terpuruk. Untuk itu Allah melarang putus asa kepada umatnya, selama mereka memiliki keimanan kepada Allah.
Keimanan umat manusia kepada Allah adalah harapan yang tidak akan pernah putus. Maka dari dalam pendidikan keimanan kepada Allah menjadi pondasi dasar bagi kehidupan umat manusia.***