Sekolah Kita Darurat Pendidikan Karakter, 18 Tahun Tidak Berubah

photo author
- Senin, 25 April 2022 | 23:01 WIB
Karakter Bangsa Dilihat dari Cara Berpikir (GoraJuara.com/Dok AKSI)
Karakter Bangsa Dilihat dari Cara Berpikir (GoraJuara.com/Dok AKSI)

GORAJUARA - Sekolah kita darurat pendidikan karakter. Upaya Kemendikbud Ristek memunculkan fokus pendidikan pada literasi, numerasi, dan penddikan karakter sangat tepat.

Mengingat kemampuan literasi dan numerasi siswa kita tidak mengalami perubahan sejak tahun 2000 hingga tahun 2018. Sekolah harus bangkitkan terus budaya literasi membaca.

Fakta ini dapat diakses dalam Restra Kemendikbud tahun 2020-2024. Skor survey PISA tahun 2000 hinnga tahun 2018 cenderung stagnan. 

Baca Juga: Masya Allah Jawa Barat Banjir Rantang, Program Jawa Barat Masagi

Fakta di atas berbanding lurus dengan karakter pelajar kita. Setelah diberlakukan sekolah gratis SPP, masalah pendidikan kita bergeser bukan di masalah dana, tetapi ke masalah karakter. 

Ketika Pandemi Covid-19 melanda, masalah terbesar yang dihadapi dunia pendidikan adalah learning loss. Penyebab learning loss lebih banyak terjadi karena ketidakhadiran siswa pada saat belajar daring.

Alasan ketidakhadiran adalah terlambat bangun, tidak mengetahui jadwal, tidak ada koneksi internet, kehabisan pulsa, dan kebosanan belajar daring. Jika disimpulkan permasalahan mendasar dari learning loss adalah karakter.

Baca Juga: Beni Bunyamin Guru 'Edan' Ciptakan Program 99 Bedah Rumah dan Pesantren Unik

Budaya lemah karsa, kurang tanggung jawab, tidak percaya diri, kurang disiplin, suka menerabas sebagai mana dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1974) dan Mochtar Lubis (1978), memang masih terjadi hingga sekarang.

Para peneliti tentang sumberdaya manusia juga mengatakan, kelemahan sebuah bangsa bukan terletak pada individu-individunya yang lemah, tetapi kelemahan dalam mengelolanya. 

Hal ini dicontohkan dalam kasus perbedaan kesejahteraan antara Korea Utara dan Selatan, dan Jerman Barat dan Timur saat persaingan blok barat dan timur. Kedua negara ini sumberdaya manusianya sama, tapi tingkat kesejahteraannya berbeda.

Sebagai orang-orang dewasa yang diberi amanah untuk mengelola bangsa ini, tidak elok jika menyalahkan siswa. Lemahnya karakter bangsa kita disebabkan oleh orang-orang dewasanya.

Baca Juga: Semua Orang Pasti Menikah Berkeluarga, Kapan Siswa Diajarinya...

Dari mana kita harus mengawalinya? Kemendikbud sudah melakukan kajian, bahwa permasalahannya ada direndahnya pembelajaran literasi dan numerasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Master Toto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB

Untuk Apa Mengajarkan Investasi Pasar Modal di Sekolah?

Minggu, 15 September 2024 | 10:45 WIB

Yang Berpikir Besar Seharusnya Guru Bukan Menteri...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:52 WIB

Ciri Guru-Guru Semangat Merdeka Mengajar...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:10 WIB

Orang Orang Optimis Lebih Sabar...

Selasa, 21 November 2023 | 06:31 WIB

Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah

Selasa, 17 Oktober 2023 | 20:57 WIB

Cara Mengajarkan Karakter di Sekolah...

Selasa, 10 Oktober 2023 | 07:54 WIB