Cara Mengambil Keputusan Saat Terjadi Perbedaan Idul Fitri

photo author
- Kamis, 20 April 2023 | 06:30 WIB
Kebenaran Hanya Milik Allah, Kemutlakkan Adalah Milik Pribadi-Pribadi Yang Sudah Mengenal Allah (GoraJuara.com/dok AKSI)
Kebenaran Hanya Milik Allah, Kemutlakkan Adalah Milik Pribadi-Pribadi Yang Sudah Mengenal Allah (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Berikut adalah cara mengambil keputusan saat terjadi perbedaan dalam Idul Fitri. Perbedaan adalah sebuah kenyataan hidup yang tidak mungkin hilang di muka bumi.

Namun pengambilan keputusan adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap orang. Pengambilan keputusan tidak bisa diserahkan pada keputusan orang lain dengan cara ikut-ikutan. 

Mengapa dalam mengambil keputusan kita tidak boleh ikut-ikutan? Karena kelak di akhirat setiap jiwa akan diminta pertanggungjawaban dari setiap keputusannya. 

Baca Juga: Hati Hati Setelah Lebaran Jatuh Miskin di 11 Bulan ke Depan...

Pada saat terjadi perbedaan dalam hari raya Idul Fitri, agar kita bisa mempertanggungjawabkan di dunia dan kelak di akhirat. Kita harus mengumpulkan beberapa alasan yang masuk akal. 

Dalam perbedaan hari raya Idul Fitri, saya mengambil keputusan berdasarkan pada keterangan Al Quran. Di dalam Al Quran, Allah memerintahkan kita taat pada Allah, Rasul, dan ulil amri.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An Nisaa, 4:59). 

Baca Juga: Investasi Saham Akan Menjadi Gaya Hidup Anak SMA, Menuju Indonesia Emas 2045

Ulil Amri disepakati ada para pemimpin yang disepakati oleh masyarakat sebagai pemimpin dalam sebuah kelompok atau negara. Melalui ayat Al Quran ini, maka keputusan ulil amri lah yang harus diikuti. 

Dengan alasan ayat Al Quran ini, ketika kelak akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Tuhan, maka alasan kita adalah karena taat pada Tuhan berdasar ayat Al Quran. 

Ketika kita sudah taat pada Tuhan, maka permasalahan akan pindah pada pemimpin yang diberi amanat rakyat dalam mengambil keputusan. Rakyat nasibnya kelak ada di tangan pemimpin. 

Baca Juga: Jangan Memisahkan Adab dan Ilmu...Kerancuan Berpikir Ini Apa Sebabnya?

Maka dari itu, para pemimpin harus benar-benar bermusyawarah dan membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan ego pribadi atau golongan. 

Bermusyawarahlah dengan lapang dada, katakan benar jika memang dapat dipahami kebenaran. Dan utamakanlah persatuan karena Allah tidak menyukai perpecahan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB

Untuk Apa Mengajarkan Investasi Pasar Modal di Sekolah?

Minggu, 15 September 2024 | 10:45 WIB

Yang Berpikir Besar Seharusnya Guru Bukan Menteri...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:52 WIB

Ciri Guru-Guru Semangat Merdeka Mengajar...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:10 WIB

Orang Orang Optimis Lebih Sabar...

Selasa, 21 November 2023 | 06:31 WIB

Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah

Selasa, 17 Oktober 2023 | 20:57 WIB

Cara Mengajarkan Karakter di Sekolah...

Selasa, 10 Oktober 2023 | 07:54 WIB