GORAJUARA - Kerja pengawas bersifat kolaboratif. Guru dan Kepala Sekolah satu kesatuan kinerja, menjaga layanan pendidikan. Pengawas harus profesional, jangan buta huruf.
Menurut Dr. Agus Sukoco, M.Pd. Learning loss terjadi bukan saat pendemi, tetapi ketika anak-anak ke sekolah tapi tidak terjadi pembelajaran.
Tugas pengawas melakukan pendampingan, karena sekolah-sekolah masih banyak yang belum menyadari pentingnya literasi dan pendidikan karakter.
Baca Juga: AKSI Siapa Bekerjasama... Inspirasi Pendidikan Dari Sampoerna Foundation....
Literasi kemampuan guru dan murid untuk memaknai informasi, bahwa informasi bisa meningkatkan kualitas hidup. Literasi tinggi berbanding lurus dengan kebahagiaan.
Numerasi bisa diartikan apakah anak-anak menjadi bijak, karena numerasi berkaitan dengan data, informasi, pengetahuan, kebijakan. Ujung numerasi adalah wisdom.
Karakter adalah kedekatan kita kepada sang pencipta. Karakter merupakan kesadaran murid-murid tentang kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Layanan berkualitas berkaitan dengan ekosistem. Layanan kepala sekolah, guru, terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Kolaborasi menjadi kunci dari keberhasilan pengelolaan pendidikan.
PMM menjadi satu sistem kolaborasi berbasis teknologi informasi. Kepala sekolah, guru, pengawas sudah bisa akses ke PMM. Diharapkan tendik bisa masuk ke PMM agar lebih sinergi.
Fungsi pengawas sesuai dengan prinsip Ki Hadjar Dewantara, di depan menjadi pembimbing, di tengah mendampingi, dan di belakang memfasilitasi.
Baca Juga: Pendidikan Gratis Untuk Siapa... Pendidikan Gratis Untuk Kepentingan Pribadi...
Alfin Tofler berpendapat orang buta huruf adalah mereka yang tidak mau belajar. Setiap hari APSI selalu belajar dengan mengadakan webinar gratis.
Senin tentang inovasi, Selasa pengembangan AI, Rabu APSI kekinian, Kamis, narasumber anak-anak, Jumat budaya refleksi komunitas belajar, Sabtu ngobrol pintar, bimbingan teknis malam hari.***