GORAJUARA - "Kalau mau jadi guru jangan miksin", Ungakap Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI. Kalimat ini sering disampaikan pada mahasiswa calon guru.
Dikonfirmasi tim GoraJuara, "apa maksud dari pernyataan di atas?" Dr. Toto mengungkap bahwa di dalam Al Quran ada kalimat yang mengindisikan bahwa guru tidak boleh minta upah.
"ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk". (Yasin, 36:21).
Baca Juga: Beginilah Cara Mengajar Berbasis Masalah... Belajar Dari Biji Mahoni Yang Tergeletak...
Miskin tidak diukur dari berapa harta yang dimiliki. Miskin diukur dari mental yang dimiliki seseorang. Dalam dunia kerja, orang-orang miskin selalu berorientasi pada upah bukan kinerja.
Fakta dilapangan guru-guru yang kekurangan secara ekonomi, kerjanya tidak optimal. Kerja guru yang kekurangan secara ekonomi, selalu memilih mana yang ada upahnya dan mana yang tidak.
Guru miskin kualitas kinerjanya tidak akan pernah mengalami peningkatan. Berapapun anggaran dikeluarkan, kinerja guru miskin tidak akan mengalami perubahan.
Baca Juga: AKSI Ekspose Program Kerjasama... Dihadiri Perwakilan BGP dan BBGP...
Dr. Toto menyarankan sebelum menjadi guru, harus dipastikan para calon guru mentalnya harus kaya. Guru yang bermental kaya, dia punya pola pikir jangka panjang.
Guru bermental kaya dia berinvestasi sejak remaja, dimasa dewasa dia sudah punya kemerdekaan harta dan jiwa. Guru-guru terbaik mereka yang merdeka harta dan jiwanya.
Harta tidak identik dengan kekayaan dan kemiskinan. Penyebab kaya dan miskin seseorang adalah jiwa-jiwa yang tenang dan merdeka.
Dalam buku Psikologi Uang dijelaskan, "kekayaan sesungguhnya bukan yang terlihat, tapi yang tidak terlihat". Kekayaan yang tidak terlihat adalah akhlak mulia.***