GORAJUARA - Berikut adalah kesalahan Nabi Musa ketika belajar kepada Nabi Khidir. Dalam kisah Nabi Khidir dijelaskan bagaimana kisah antara orang yang berilmu dan belum berilmu.
Nabi Musa pada kisah tersebut digambarkan sebagai orang yang sedang berguru. Nabi Khidir di tampilkan sebagai seorang guru dengan ilmu tinggi bersumber dari Allah.
Baca Juga: Mendidik dengan Tiga Kegembiraan, Ala Soichiro Honda
Ketika Nabi Khidir melubangi perahu, prasangka Nabi Musa apa yang dilakukan Nabi Khidir akan menenggelamkan orang.
Ketika Nabi Khidir membunuh anak kecil, Nabi Musa berprasangka membunuh jiwa bersih dan melakukan perbuatan munkar.
Baca Juga: FKIP Unpas Garap Serius Calon Guru, Mahasiswa Lakukan Obervasi Sebelum Praktek Lapangan
Ketika Nabi Khidir menegakkan dinding yang mau roboh, Nabi Musa memberi saran harusnya meminta upah dari apa yang telah dilakukan.
Pesan pada kasus ini, Allah sedang menyajikan dua orang dengan cara berpikir berbeda. Jadi pelajaran yang kita ambil dari kasus ini bukan terletak pada kejadiannya empiriknya.
Baca Juga: Kekeluargaan Harga Mati, Sekolah Ku adalah Surga Ku
Disajikan pada kasus ini, perbedaan orang yang berpikir dengan petunjuk Allah dan orang berpikir berdasarkan sumber pengetahuan yang dilihatnya.
Orang yang berpikir dengan petunjuk Allah, dikatakan dalam Al Kahfi ayat 82, '...dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri'.
Baca Juga: Ibu Suyinah Beberkan Kinerja Wali Kelas, Wali Kelas Ibu Bapak Kandung Kedua Siswa
Dari kejadian ini ada beberapa pesan untuk kita renungkan. Pertama, manusia jangan terlalu banyak komentar dari setiap kejadian yang terjadi.
Kedua, jika melihat suatu kejadian jangan gunakan prasangka untuk memahaminya, tapi gunakan ilmu pengetahuan.