Sebagai pusat studi toleransi beragama, Puja Mandala memiliki Paguyuban Antarumat Beragama (PAUB) yang diketuai oleh Drs. I Wayan Solo, M.Si.
Wisatawan yang belajar tentang toleransi beragama di sini akan mendapatkan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing.
“Mereka datang dari berbagai kalangan seperti siswa PAUD – Perguruan Tinggi dan peneliti dari berbagai daerah di Indonesia.
Di sini, mereka bisa bertukar pikiran dan senantiasa menjalin komunikasi setelah sampai di daerah masing-masing. Perbedaan tidak terasa lagi. Obrolan berjalan cair, tanpa sekat perbedaan. Kita satu saudara.
Baca Juga: Resmi: Arsenal Lepas Alexandre Lacazette
Vasudevam Kuthum Bakam. Salamnya juga khas : Salam Harmonis Damai Bersama”, kata I Wayan Solo, mantan Lurah Benoa, Kuta Selatan, Bali.
Di Puja Mandala tersedia pula wantilan yang representatif sebagai tempat berdiskusi, belajar menari, kerawitan, maupun tempat menyanyikan lagu-lagu keagamaan yang di Bali disebut Pesantian ‘kelompok koor khusus menembangkan kidung pengiring ritual Hindu’.
Namun, demikian, di sini belum berdiri tempat suci Kong Hucu, Konco karena memang saat Puja Mandala dibangun, Kong Hucu belum diakui sebagai agama. Kong Hucu baru diakui ketika Gus Dur menjadi Presiden menggantikan BJ Habibie.
Baca Juga: Hasil Formula E Jakarta 2022: Mitch Evans Berhasil Raih Podium Pertama
Oleh karena itu, Gus Dur pantas menyandang gelar Bapak Toleransi Indonesia yang menghargai dan memuliakan perbedaan dengan semangat multikulural.
Di tengah banjirnya informasi dengan hoaks bertebaran, Puja Mandala bisa menjadi lem perekat sosial dari keberagaman bangsa. Kohesi dan koherensi berbangsa dan bernegara dapat dirajut dari sini sambil berwisata ke Bali.
Berwisata bukan sekadar bersenang-senang sekalipun Bali sorganya dunia, melainkan juga memberi nilai tambah. Tetap rukun damai di tengah perbedaan menjaga NKRI, Pancasila, UUD’45, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Inilah bentuk toleransi yang indah”, kata Irma perempuan dari Medan yang sejak dua tahun di Bali sebagai guru Geografi di SMA Negeri 2 Kuta Selatan. Salam Toleransi dari Bali. Semoga Damai senantiasa.***