Adapun contoh kasusnya pada periode Revolusi Perancis adalah bahwa Golongan Kanan bersikukuh ingin mempertahankan sistem monarkisme atau kerajaan dalam menjalankan sebuah negara.
Contoh lainnya adalah ketika Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat yang mengeluarkan dekrit anti-imigran dengan membangun tembok di perbatasan Meksiko dan melarang orang-orang dari Timur Tengah datang ke Amerika.
Kebijakan Donald Trump tersebut diambil dengan alasan bahwa Amerika mestinya dapat dibangun oleh masyarakatnya sendiri ketimbang oleh orang yang datang dari bangsa luar.
Cara pandang tersebut adalah yang umum digaungkan oleh Golongan Kanan dengan Partai Republik sebagai rujukan dari ideologi tersebut.
Lawan dari Golongan Kanan itu adalah Golongan Kiri. Golongan Kiri berprinsip pada nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, dan menjungjung tinggi hak asasi manusia.
Mereka yang tergabung dalam Golongan Kiri memegang teguh prinsip revolusioner dan melabrak faham tradisional maupun konservatif yang disuarakan oleh Golongan Kanan.
Contoh nyata kebijakan Golongan Kiri adalah ketika Amerika dipimpin oleh Lyndon B. Johnson yang berasal dari Partai Demokrat mengesahkan dekrit Civil Rights Act. Dekrit tersebut diputuskan tatkala Amerika tengah menghadapi fenomena rasisme sepanjang tahun 1960-an.
Di masa-masa itu, masyarakat Kulit Hitam, Yahudi, Asia, dan sebagainya kerap menjadi korban persekusi oleh kalangan ekstrimis Golongan Kanan yang didominasi orang Kulit Putih.
Tidak jarang, masyarakat Kulit Putih dari tataran paling tinggi sampai yang paling rendah melegitimasi tindakan rasial terhadap kaum minoritas yang berujung pada pemisahan ras.
Singkatnya, Golongan Kanan adalah mereka yang memegang teguh prinsip tradisional dan Golongan Kiri adalah mereka yang melabrak batas atas nilai-nilai kaku yang dibangun oleh Golongan Kanan.***