GORAJUARA - Agama mengajarkan optimisme pada penganutnya. Al Quran selalu memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dengan balasan keberuntungan besar.
"agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripada-Nya," (Huud, 11:2).
Isi dari pengajaran agama adalah peringatan dan kabar gembira. Peringatan isinya memberi gambaran perihal baik buruk, dan kabar gembira berupa dampak bagi pelaku kebaikan.
Baca Juga: Tujuan Ekonomi Di Balik Pandemi....Tugas Pendidikan Apa?
Hemat penulis, ajaran agama harus memperbanyak kabar gembira. Otak akan merespon positif jika diberi kabar gembira. Hati akan merasa senang jika mendapat kabar gembira.
Optimisme akan muncul jika otak dan hati banyak mendapat kabar gembira. Kabar gembira yang datang dari Allah punya kekuatan dalam jangka waktu lama.
Allah diperspesi oleh otak dan hati sebagai kekuatan yang abadi, pemilik segala keputusan, dan selalu menepati janji. Pengetahuan-pengetahuan positif tentang Allah akan jadi optimisme.
Baca Juga: Efek Belajar Daring Kemasukkan Jin....Ini Penjelasan Rasionalnya...
Siswa harus banyak diberi kabar gembira dari Allah, berkaitan dengan prilaku-prilaku baik yang mereka kerjakan tiap hari. Prilaku baik menjadi faktor penguat untuk mendapatkan kabar baik.
Optimis tanpa batas bisa didapatkan seseorang jika meyakini kabar-kabar baik yang Allah janjikan akan didapatkannya. Jadi ajaran agama adalah melatih kemampuan berpikir optimis.
Optimisme harus dibangun dari mulai niat, pikiran, ucapan, dan tindakan selalu positif. Dimensi akhlak tidak hanya dipahami sebagai bentuk perbuatan, tetapi keselarasan niat dan tindakan.
Baca Juga: Merasa Benar Sudah Pasti Salah....
Optimisme bermanfaat bagi para murid selama dia hidup di muka bumi. Optimisme tidak boleh mati, agar manusia tetap mau bekerja, kreatif, dan terus mencipta.
Inilah orientasi pendidikan sekarang, dan harus diajarkan pada semua mata pelajaran, dengan tidak membedakan agama dengan ilmu. Optimisme semuanya harus diarahkan pada Tuhan.***