GORAJUARA - Ada tiga bahan pokok pendidikan yang harus dipahami oleh seluruh stake holder pendidikan. Tiga bahan pokok ini tidak boleh ditinggalkan dalam dunia pendidikan
Tiga bahan pokok tersebut adalah keyakinan pada Allah, berbuat baik pada orang tua, dan budaya membaca. Tiga bahan pokok pendidikan ini menjadi penyebab sukses para siswa.
Tiga bahan pokok ini dalam implementasinya dikemas dalam program-program pendidikan di sekolah. Tiga bahan pokok pendidikan harus masuk dalam rencana kurikulum satuan pendidikan.
Tiga bahan pokok pendidikan ini bisa dikemas di dalam program pendidikan karakter. Untuk siswa muslim, program memelihara keyakinan kepada Allah dengan program disiplin shalat.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka Belajar , Tidak Ada Rangking, Melayani Secara Inklusif
Program disiplin shalat disesuaikan dengan perkembangan psikologi siswa dapat dimulai dari mulai tingkat Paud sampai jenjang sekolah menengah. Khusus di jenjang menengah, kedisiplinan harus sudah terbangun.
Contoh; program 5W12D atau disiplin shalat lima waktu dan 12 rakaat dhuha, bisa dilakukan di sekolah jenjang menengah. Evaluasi dilakukan setiap bulan melalui angket di google form.
Keyakinan kepada Allah adalah pembentuk karakter siswa. Keyakinan kepada Allah akan membentuk pribadi tangguh, optimis, dan berani hadapi risiko.
Baca Juga: Sedekah Rumus Sukses Abadi, Sekolah Wajib Ajarkan Karakter Dermawan
Program berbuat baik pada orang tua, harus mengkondisikan siswa menghargai kedua orang tuanya. Penghargaan-penghargaan dan capaian-capaian pendidikan ditujukan untuk membanggakan orang tua.
Sikap menghargai orang tua harus terkondisikan oleh kepala sekolah, guru, dan seluruh siswa. Apresiasi pada siswa selalu menggandengkan apresiasi untuk kedua orang tua.
Program-program pendidikan diciptakan untuk apresiasi kepada orang tua siswa. Selalu dikondisikan dan diingatkan dalam berbagai pengajaran berbakti pada orang tua adalah kunci keberhasilan.
Baca Juga: Rapat Pleno Kelulusan Merdeka Belajar, Semua Siswa Lulus Berprestasi
Bahan pokok pendidikan ketiga adalah budaya membaca. Dalam lingkungan pendidikan budaya membaca harus kental. Kepala sekolah, guru guru, seluruh stake holder pendidikan harus punya budaya baca tinggi.