opini

Peran Strategis Majelis Taklim Terhadap Masa Depan Bangsa

Senin, 14 Februari 2022 | 21:56 WIB
Ilustrasi Berhijab (Gorajuara/dok: Pixabay/Pezibear)

Baca Juga: Kisah Pilu Buruh Karawang, 4 Jarinya Putus Justru Dipecat Pihak Perusahaan, Bupati Karawang Turun ke Lapangan

Padahal, ketika kehidupan dipisahkan dari agama, disinilah awal berbagai problem kehidupan bermunculan. Karena aturan manusia dianggap sebagai alternatif pengganti agama.

Secara rasional, tentu aturan manusia yang berasal dari akal manusia tidak akan mampu mengantarkan kepada kebaikan hakiki bagi manusia. Karena sifatnya yang terbatas, dan memungkinkan terjadi banyak perselisihan dan pertentangan antar manusia.

Adapun Islam, adalah agama yang kafah (sempurna), mengatur seluruh aspek kehidupan, bukan sekedar mengatur ritual.

Ketika Islam memerintahkan melaksanakan salat, juga dituntut untuk menghindarkan diri dari fahsya dan munkar.

Baca Juga: Ayo Buruan Daftar, Jalur SNMPTN 2022 Sudah Dibuka Jangan Sampai Ketinggalan dan Keliru Memilih Prodi

Demikian pula, ketika dianjurkan berdoa, dituntun pula menjauh dari maksiat agar doa dikabulkan Allah SWT.

Ketika disunnahkan membaca dan menghafal Al-Quran, juga diharuskan untuk beramal benar sesuai tuntunannya, karena ia adalah hudan (petunjuk) bagi manusia.

Oleh karena itu, belajar di majelis taklim seharusnya mampu mengantarkan jamaahnya memiliki pemikiran sekaligus sikap yang islami. Hal ini akan diperoleh manakala mengaji Islam secara menyeluruh.

Ketika Islam difahami dan dilaksanakan secara kafah, di saat itulah peranan agama sebagai pemberi rahmat bagi kehidupan dapat diwujudkan, karena mampu memberi solusi bagi pribadi maupun bangsa, sebagaimana firman-Nya:

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."(Q.S. Al-Anbiya:107).

Syaikh Wahbah az-Zuhaili, saat menjelaskan QS al-Anbiya‘ ayat 107, mengatakan, “Artinya, Kami tidaklah mengutus kamu, wahai Muhammad, dengan syariah al-Quran, serta petunjuk dan hukum al-Quran, kecuali agar menjadi rahmat bagi seluruh alam, baik dari kalangan jin dan manusia di kehidupan dunia dan akhirat. Siapa saja yang menerima rahmat ini, dan mensyukuri nikmat ini, maka ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menolak dan mengingkarinya, maka ia merugi di dunia dan akhirat.” (Az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, QS al-Anbiya‘ (21):107).***

Penulis: Siti Susanti, S.Pd.,

Halaman:

Tags

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB

Untuk Apa Mengajarkan Investasi Pasar Modal di Sekolah?

Minggu, 15 September 2024 | 10:45 WIB

Yang Berpikir Besar Seharusnya Guru Bukan Menteri...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:52 WIB

Ciri Guru-Guru Semangat Merdeka Mengajar...

Jumat, 23 Februari 2024 | 21:10 WIB

Orang Orang Optimis Lebih Sabar...

Selasa, 21 November 2023 | 06:31 WIB

Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah

Selasa, 17 Oktober 2023 | 20:57 WIB

Cara Mengajarkan Karakter di Sekolah...

Selasa, 10 Oktober 2023 | 07:54 WIB