GORAJUARA - Diskusi agama kebanyakan tentang praktik-praktik ritual. Diskusi yang tidak berkesudahan dan tidak pernah ada pada akhirnya.
Dikusi tentang siapa yang masuk neraka dan masuk surga. Siapa yang shalatnya diterima dan tidak, bagaimana kalau shalat pakai qunut dan tidak qunut.
Itulah beberapa contoh diskusi umat yang tidak produktif. Diskusi hal seperti itu bukan tidak boleh, tetapi porsinya harus diperkecil karena pengetahuannya hanya milik Allah.
Baca Juga: SMAN 15 Bandung Kembangkan Program ICCB...
Allah umat melarang manusia berdiskusi tentang hal-hal yang ghaib, karena tidak ada satu orang pun yang bisa membuktikan kecuali Allah.
Diterimanya shalat atau tidak, sahnya shalat pakai qunut atau tidak, wilayah pembenarannya bukan pada manusia, tapi ada pada Allah.
menyarankan diskusi-diskusi hal ghaib Hindari terlalu banyak dihadirkan di publik. Jika terus dihadirkan akan berdampak pada umat menjadi tidak produktif.
Baca Juga: SMAN 23 Bandung Gerakan Siswa Merdeka Melalui Kearifan Lokal Sunda...
“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka (hal gaib), kecuali bertengkar lahir saja dan jangan kamu bertanya tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.” (Al Kahfi, 18:22).
Nabi Muhammad diberi peringatan oleh Allah, jangan berdebat tentang hal-hal ghaib, kasus dalam hal ini tentang berapa jumlah penghuni Gua Kahfi.
Kisah sejarah ini sudah lama terjadi dan jejak-jejaknya sudah hilang, sangat tidak mungkin diketahui dengan pasti. Kita diperingati Allah untuk menghindari terjadinya hal-hal ghaib.
Baca Juga: Kasus Bullying di Kalangan Pelajar...Dunia Pendidikan Butuh Pendidikan Agama...
Perdebatan tentang qunut, siapa masuk surga masuk neraka, siapa shalat diterima atau tidak, muludan boleh atau tidak, tahlilan bid'ah atau bukan, hal-hal seperti itu harus Dihindari.
Hal ini termasuk diskusi atau diskusi yang tidak produktif. Hal ghaib sangat sulit dibuktikan di dunia, jika terus diperbedatkan, manusia jadi tidak melakukan apa-apa untuk kehidupan di dunia nyata.***