GORAJUARA - Selama orang beriman kepada Tuhan, haram mengeluh kecuali orang kafir. Mengeluh adalah tanda bahwa orang tidak menerima apa yang diberikan Tuhan.
Sejujurnya, Anda tidak akan senang bergaul dengan orang yang sedikit-sedikit mengeluh. Orang-orang yang sukanya mengeluh, tidak akan bisa berpikir positif.
Hal-hal yang positif pun bisa menjadi negatif di hadapan orang-orang yang suka mengeluh.
Mengeluh juga bisa dikatakan sia-sia.
Baca Juga: SMAN 15 Bandung Kembangkan Program ICCB...
Coba saja pikir sama Anda, mengeluh itu lebih rendah dari sampah. Sisa-sisa makanan, barang bekas, masih bisa kita manfaatkan, untuk kompos, kerajinan olahan, pembangkit listrik dsb.
Keluhan benar-benar tidak ada gunanya. Kalau dibandingkan, keluhan itu seperti bau kentut. Sejauh ini saya belum menemukan kalau bau kentut itu bermanfaat.
Kalau kentut bermanfaat, kalau bau kentutnya saya belum menemukan manfaatnya. Bayangkan keluhan itu seperti bau kentut.
Mengapa mengeluh dosa? Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaknya kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Adz Dhuhaa:11).
Yang diperintahkan Allah adalah menyebut-nyebut (mengingat-ingat) segala nikmat yang telah Allah berikan agar kamu bersyukur.
Mengeluh sama dengan menolak kondisi/kenikmatan yang sudah kami terima. Menolak kondisi yang kita terima sama dengan menghilangkan apa-apa yang sudah kita terima dari Allah.
Menolak apa yang diterima sama dengan tidak bersyukur. Orang-orang yang tidak bersyukur sama dengan menghilangkan jasa Tuhan, sama dengan menghilangkan Tuhan.
Orang-orang yang menghilangkan Tuhan sama dengan orang-orang kafir. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. ((Al-Insaan:3)
Jadi, mengeluh sama dengan pengingkaran terhadap nikmat Allah. Mengeluh sama dengan mengucapkan nikmat Allah yang sudah kita terima sebelumnya.
Mengeluh sama dengan mengundang energi negatif. Mengeluh sama dengan mengundang mengecewakan dan pesimis. Mengeluh dilakukan oleh orang-orang kafir yang hanya fokus pada keburukan dan lupa terhadap kebaikan.***