Ia takut jika nantinya mencoba melakukan hal baru dan melakukan kesalahan, ia akan dibentak dan dimarahi lagi.
Akhirnya, anak akan cenderung untuk memilih mundur saja.
- Rasa percaya pada orang tua pun hilang
Jika terlalu sering dibentak dan dimarahi, tentu dalam jangka waktu yang panjang akan menjadi merasa tidak nyaman dengan orang tuanya.
Karena itu, nasihat dari orang tua pun bakal dianggap sebagai ‘angin lalu’ oleh anak.
Baca Juga: Benarkah Meniup Makanan Atau Minuman Panas Berbahaya Bagi Tubuh?
- Sulit menjadi pendengar yang baik
Karena dalam keseharian anak, yang ia dengar adalah kata-kata amarah dan kasar dari orang tua, maka anak pun cenderung menjadi orang yang malas untuk mendengar omongan orang tua.
Dengan kata lain, anak akan tumbuh memiliki kebiasaan, masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.”
Anak pun juga akan kesulitan menjadi pendengar yang baik.
Baca Juga: Tampil Prima Meski Sedang Berpuasa, Bek Leicester City Panen Pujian
Ketika hal ini terus berlanjut, anak akan merasa orang tua dan lingkungannya tidak lagi menerimanya.
Tekanan dan juga amarah yang berlebihan dari orang tua akan membuat anak menjadi depresi.
Tentu hal ini tidak menutup kemungkinan anak akan menyakiti diri mereka sendiri.
Baca Juga: Inilah Alexander Tedja, Pemilik Mal Tunjungan Plaza 5
Maka dari itu, janganlah menganggap emosi, marah-marah dan bentakan pada anak adalah hal yang sepele.
Karena jika itu dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang, akan memberikan dampak yang negatif bagi anak.