GORAJUARA - Membaca naskah akademik RUU Sisdiknas, Dr. Toto Suharya, M.Pd., Sekjen DPP AKSI menyarankan fungsi ekonomi pendidikan jangan sebatas jadi pekerja.
Fungsi ekonomi pendidikan jika mengacu pada Teori Robert Kiyosaki, ada empat cara manusia dalam mendapatkan penghasilan, yaitu kerja, dagang, kelola bisnis, dan investasi.
Jika fungsi pendidikan hanya terbatas pada menyiapkan tenaga kerja, mental negara kita selamanya akan menjadi bangsa budak.
Baca Juga: Menyimak Tata Kelola Pendidikan... PTKL Tidak Dapat Alokasi 20 Persen Dana Pendidikan...
Fungsi ekonomi pendidikan harus menghasilkan manusia, pedagang, pebisnis, dan investor. Murid harus dilatih secara berkelanjutan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Model pendidikan dengan lomba-lomba harus dihilangkan dari dunia pendidikan. Murid-murid bukan lagi ditantang lomba tapi diajak untuk memecahkan masalah.
Murid diajak untuk memecahkan masalah agar sampah di sekolah yang dikelola menjadi barang berguna. Murid diajak bagaimana jadi budaya membaca, penelitian, sudah terjadi di sekolah.
Baca Juga: KCD Wilayah VII Juara 1 E-Reporting di Provinsi Jawa Barat...
Siswa diajak untuk berpikir memahami kondisi zaman, dan apa yang harus dilakukan agar bisa beradaftasi dengan kondisi zaman.
Fungsi ekonomi pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia mandiri secara finansial. Sejak di sekolah murid-murid berlatih untuk menjadi manusia mandiri.
Kemandirian yang dinilai sangat penting dalam bidang pengelolaan finansial. Kemampuan mengelola finansial bukan hitung-hitungan angka dalam bentuk teknis.
Kemampuan mengelola uang dibangun oleh pembiasaan, menyangkut kognitif, afektif, dan konatif. Fungsi ekonomi pendidikan diharapkan menciptakan manusia-manusia literate finansial.
Fungsi ekonomi pendidikan yang hanya menyasar kemampuan siswa untuk bekerja tidak menghasilkan manusia unggul yang sedang dipersiapkan untuk Indonesia emas 2045.***
