SMA Presiden Boarding School Cikarang Selenggarakan Pendidikan Karakter yang Berkarakter

photo author
- Jumat, 26 November 2021 | 08:10 WIB
Kepala SMA Presiden Boarding School, Cikarang, Bekasi, Dr. Asep Sukendar, M.Pd.,                                (Foto: Gorajuara.com)
Kepala SMA Presiden Boarding School, Cikarang, Bekasi, Dr. Asep Sukendar, M.Pd., (Foto: Gorajuara.com)

GORAJUARA - Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak bisa terlepas dari adanya upaya maksimal untuk memajukan dan mengembangkan bangsa di berbagai bidang melalui proses pembangunan yang berkesinambungan, sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Oleh karena itu, kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki akan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil pendidikan yang dilaksanakan (Hidayat dan Patras, 2013). Supaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, setiap proses dan pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan pun tentu harus berkualitas (Wibowo, 2008).

Baca Juga: Simak Tips Mempelajari UTBK dalam Lima Bulan

Pendidikan yang berkualitas saat ini harus mampu menghasilkan siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, beretika, kepekaan moral, dapat berkerjasama, dan memiliki kedisiplinan (Rawana, et all, 2011).

Feszterova dan Jomova (2015) mengungkapkan bahwa yang paling utama pendidikan tidak hanya berisi konten saja, akan tetapi mampu menjadikan siswa bagian dari lingkungan, karena lingkungan memiliki situasi yang kompleks yang mengharuskan masyarakat dapat beradaptasi.

Baca Juga: Persiapan UTBK Dalam Waktu Lima Bulan Saja

Namun untuk mewujudkan proses pendidikan yang berkualitas ternyata bukanlah hal yang mudah. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.

Tujuannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Baca Juga: Simak Kenapa Perokok Pasif Cenderung Lebih Rentan Terkena Kanker Paru-Paru Daripada Perokok Aktif

Usaha sadar dan terencana memberikan makna bahwa pendidikan harus direncanakan dengan sungguh-sungguh, prosesnya jelas, dan kompetensi yang dihasilkannya sesuai dengan target yang telah ditentukan (Supriyoko, 2003).

Undang-Undang Sisdiknas di atas menunjukkan bahwa proses pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia tidak hanya mementingkan aspek kecerdasan semata, tetapi juga harus meliputi unsur spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan.

Baca Juga: Cara Kerja Tetanus pada Sistem Saraf Manusia

Banyak alasan yang mendasari mengapa pendidikan karakter harus menjadi prioritas dalam pendidikan. salah satunya adalah berbagai contoh yang terjadi di kehidupan. Bahwa orang yang sukses menjadi pemimpin adalah orang yang tidak hanya cerdas akan tetapi memiliki jati diri dan karakter. (Berkowitcz & Bier, 2005).

Bahkan Presiden Republik Indonesia ke-7 Joko Widodo bersama dengan kabinet kerjanya ikut menggelorakan perubahan dan perbaikan karakter bangsa khususnya melalui jalur pendidikan formal.

Baca Juga: Ini Bukan Kejang Biasa, Tapi Kejang yang Mematikan

Untuk kepentingan itu, presiden menekankan tentang perlunya revolusi mental dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.

Masalah yang digelorakan Presiden tersebut tentu harus mendapat dukungan semua pihak, karena revolusi mental sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter yang sudah menjadi program, sekaligus kebijakan pemerintah melalui Kemendikbudristek sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Untuk itulah, maka pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Dalam Perpres ini disebutkan, bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan.

Baca Juga: Inilah 5 Alasan yang Bikin Kamu Menyerah Saat Belajar

Harapannya untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Terkait dengan permasalahan pendidikan karakter, menurut Kepala SMA Presiden Boarding School, Cikarang, Bekasi, Dr. Asep Sukendar, M.Pd., mengatakan, SMA Presiden Boarding School yang berlokasi di Cikarang Kabupaten Bekasi Jawa Barat, sebagai salah satu lembaga pendidikan pembentukan pada jenjang sekolah menengah (SMA) merasa terpanggil untuk ikut terjun langsung menjadi pelopor dalam rangka mewujudkan pendidikan karakter di sekolah.

“SMA Presiden Boarding School melaksanakan pendidikan karakter yang berkarakter,” kata Asep kepada Majalah “Sekolah JUARA” belum lama ini
       
Mungkin muncul pertanyaan, bagaimana mewujudkan pendidikan karakter yang berkarakter? Apakah Pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan di sekolah masih belum bisa memperbaiki karakter para siswanya? Adakah fakta yang memperlihatkan Pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah-sekolah belum optimal?

“Perlu dipahami bahwa pendidikan karakter yang utuh hanya dapat dilaksanakan secara optimal bila melibatkan tiga komponen utama, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, serta dilaksanakan terus-menerus tanpa terputus,” tutur Asep.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sisi Lain dari Pencipta Lagu Syukur

Rabu, 17 Agustus 2022 | 23:00 WIB

Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi

Kamis, 2 Juni 2022 | 19:39 WIB

Profil Bupati Bogor Ade Yasin yang Kena OTT KPK

Rabu, 27 April 2022 | 20:51 WIB