Melalui Sekolah Penggerak, SMA Negeri 1 Lembang Kembangkan Smart School

photo author
- Senin, 1 November 2021 | 23:28 WIB
Kepala SMA Negeri 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Drs. H. Suhendiana Noor, M.M.Pd.,                                (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)
Kepala SMA Negeri 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Drs. H. Suhendiana Noor, M.M.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)

GORAJUARA - Sebagai Sekolah Penggerak, pastinya salah satu yang harus dilaksanakan adalah percepatan ke arah digitalisasi sekolah, sehingga peserta didik didorong untuk lebih memahami dan mengerti tentang digitalisasi.

Menurut Kepala SMA Negeri 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Drs. H. Suhendiana Noor, M.M.Pd., ke depan SMAN 1 Lembang berencana untuk mengembangkan menjadi sekolah Smart School.

Sekolah Smart School, kata Suhe panggilan akrabnya, yakni mengintegrasikan sistem informasi manajemen sekolah dalam satu aplikasi, serta membiasakan siswanya untuk berliterasi digital sesuai dengan tuntutan dunia industri 4.0.

Baca Juga: Pesantren Jadi Sasaran Gebyar Vaksinasi Baznas Jabar Berikutnya

“Sehingga nantinya data-data yang diperlukan, baik oleh kepala sekolah maupun bidang lain, seperti kurikulum, kesiswaan, humas dan sebagainya, maka data sekolah itu mudah untuk didapatkan,” tutur Suhe.

Data ini akan teraplikasi dalam satu aplikasi, jelasnya, termasuk salah satunya adalah learning managament system. Jadi bagaimana anak-anak itu belajar melalui aplikasi atau secara dalam jaringan (daring).

Dalam sistem itu, tambah Suhe, kita ingin membentuk  komunitas siswa yang mengerti tentang literasi digital. Mulai dari masuk sekolah, siswa-siswa mengabsen yang terkoneksi dengan orang tua, guru pertama mengajar, guru piket dan manajemen sekolah.

Baca Juga: Kaum Milenial di Sekolah Jadi Sasaran Sosialisasi Pemilu 2024

 “Melalui sistem itu kita bisa mengetahui, apakah siswa itu datang atau tidak, bolos atau tidak, terlambat atau tidak. Bahkan, di kelas juga ada monitoring CCTV, sehingga memudahkan untuk mengontrolnya,” katanya.

Tidak hanya di lingkungan sekolah, sebut Suhe, tetapi ketika pulang sekolah pun siswa masih bisa dikontrol. Kita bisa tahu apakah mereka langsung pulang ke rumah atau main dahulu, itu kita bisa lacak.

Karena dalam handphone (HP) mereka ada aplikasi yang bisa terkoneksi kepada orang tua, managemen sekolah dan guru.

Untuk merealisasikan hal itu, jelas Suhe, pihaknya  akan bekerjasama dengan Telkom tentang digitalisasi sekolah.

Baca Juga: Bangkrutkan PT Garuda Indonesia, Said Didu: Demi Menyelamatkan Proyek Kereta Cepat, Itu Diluar Akal Sehat

Mudah-mudahan tahun ini bisa kita lakukan, dan anak-anak bisa paham dan mengerti tentang digitalisasi.

Mengapa demikian, tandas Suhe, karena sekarang ini dunia industri perkembangannya sudah semakin pesat, bahkan sekrang dunia industri 4.0  mau masuk ke industri 5.0.

“Ini yang harus kita kejar, jangan sampai anak-anak gagap teknologi,” ujarnya.

Baca Juga: Mulai 1-8 November 2021, Pengendara yang melintas di KM 62 Tol Tangerang Merak Harap Berhati-hati

Jangan sampai ketika melihat teknologi  di luar sana, menurut Suhe,  anak-anak ketinggalan tentang perkembangan teknologi.

Bahkan,  nantinya pohon-pohon yang ada di lingkungan sekolah ada barcord-nya. Sehingga ketika anak ingin mengetahui tentang nama dan asal pohon tersebut tinggal diklik saja.

Semua yang ada di lingkungan sekolah, ungkap Suhe, baik pepohonan, kolam, hutan sekolah nantinya akan menjadi laboratorium sekolah untuk pembelajaran siswa. Kantin sekolah pun pembayarannya tidak lagi konfensional, tetapi sudah memakai kartu.

Baca Juga: Upah 2022, SPTSK SPSI : Tetap Harus Naik dan Bisa Dinikmati Para Pekerja

Anak hanya memesan melalui aplikasi, jadi anak-anak tidak usah repot-repot datang ke kantin.

Ketika siswa sudah melek  digital atau informasi dan teknologi, bebernya, maka wawasan anak akan semakin luas, dan itu disebut  kebhinekaan global, sesuai dengan yang hendak dicapai Sekolah Penggerak.

Selain kebhinekaan global yang harus dicapai Sekolah Penggerak, salah satunya adalah profil pelajar Pancasila.

Baca Juga: Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptarasa Antusias Mengikuti Vaksinasi Covid-19

Dalam profil pelajar Pancasila itu, menurut Suhe, ada 6 elemen, salah satunya ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, dan kebhinekaan global.

Jika wawasan anak-anak sudah luas, maka mereka akan mudah bergaul antar suku, bangsa dan negara.

Sekolah Penggerak, kata Suhe, seperti diingikan oleh Kemedikbud  adalah bagi siswa merdeka belajar, guru merdeka mengajar.

Baca Juga: OJK Prioritaskan Percepatan Akses Keuangan Masyarakat di Jawa Barat

Terkait merdeka belajar siswa harus bisa memilih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang ada pada potensi dirinya.

Jadi sekarang tidak bisa guru memaksakan kehendaknya terhadap siswanya.

“Tetapi guru harus mengdiagnostik siswa terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswanya. Sehingga ketika guru membelajarkan siswa  sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya,” ujarnya.

Tujuan akhir dari Sekolah Penggerak adalah untuk mencapai ciri profil pelajar Pancasila. Apa ciri profil pelajar Pancasila? “Lulusan sekolah penggerak itu harus menjadi siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga berakhlak mulia,” katanya.

Kedua, lanjut Suhe,  harus berkbinekaan global, tidak hanya terkungkung dalam daerah masing-masing, tetapi dia bisa bergaul dengan berbagai suku, bangsa, dan agama.

Siswa juga harus bisa bergotong royong, tidak bisa segala sesuatu dikerjakan sendiri. Gotong royong ini sangat penting, makanya pembalajaran yang dilaksanakan di SMAN 1 Lembang berbasis tematik, integratif dan kolaboratif.

Selain gotong royong, tambahnya,  adalah siswa harus bisa mandiri, tidak tergantung pada orang lain, karena siswa juga suatu saat akan keluar, dan harus menentukan hidunya sendiri.

Selain mandiri, juga harus berpikir kritis. Bagaimana anak-anak dilatih untuk berpikir memikirkan masalah yang ada di lingkungannya.

“Anak dituntut mampu   berpikir bagaimana mencari solusi untuk memecahkan masalah. Jika terpecahkan, maka akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya untuk masa  yang  akan datang,” ucapnya.

Alhasil pendidikan itu harus berkesinambungan, tegas Suhe, ada manfaatnya dikemudian hari. Anak-anak juga harus kreatif, dikembangkan kreativitasnya. Sehingga akan banyak hal-hal baru yang diciptakan.

“Ini yang diharapkan dari profil pelajar Pancasila. Itu adalah tujuan utama dari Sekolah Penggerak,” pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sisi Lain dari Pencipta Lagu Syukur

Rabu, 17 Agustus 2022 | 23:00 WIB

Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi

Kamis, 2 Juni 2022 | 19:39 WIB

Profil Bupati Bogor Ade Yasin yang Kena OTT KPK

Rabu, 27 April 2022 | 20:51 WIB