Cara Kerja Tetanus pada Sistem Saraf Manusia

photo author
- Kamis, 25 November 2021 | 18:40 WIB
Waspadalah jika kita menginjak paku yang berkarat.*** (Gorajuara/dok: Alodokter.com)
Waspadalah jika kita menginjak paku yang berkarat.*** (Gorajuara/dok: Alodokter.com)


GORAJUARA - Saraf kita itu sangatlah unik, ketika seseorang menginjak paku secara tidak sengaja, maka saraf nyeri pada kulit kita akan mengirimkan sinyal kelistrikan ke SSP secara kimiawi dan non kimiawi.

Nah, sinal ini dianalogikan berbentuk kotak-kotak paket berisi neurotransmitter. Kotak-kotak ini dibawa di dalam perahu.

Perahu ini kita analogikan sebagai sel syaraf. Dari syaraf sensoris di kulit hingga ke SSP, tubuh butuh banyak perahu.

Nah singkatnya, kotak ini dioper/disalurkan dari perahu awal ke perahu berikutnya, seterusnya perahu demi perahu sampai menuju otak/spinal cord.

Baca Juga: Legenda Manchester United Sebut Michael Carrick Tak Akan Ditunjuk Sebagai Pelatih Utama

Baca Juga: Bupati Bandung Tandatangani Rekomendasi Usulan Penetapan Kenaikan UMK 2022 Sebesar 10 Persen

Setelah dari SSP, si 'Raja' akan memerintahkan untuk mengembalikan kotak ini ke sel saraf motorik otot, melalui perahu tadi.

Kotak yang tadinya berisi sinyal, sekarang berganti berisi perintah yang isinya juga sama, yaitu neurotransmitter.

Begitu si kotak ini sampai ke perahu terakhir. Maka saraf motorik akan membacakan isi perintah dari otak tersebut, yaitu menyuruh otot kaki untuk terangkat, sehingga, ketika kakimu tertusuk paku maka dengan cepat kakimu akan tertarik.

Nah, si Exotoxin (toksin yang berasal dari basil tetani) membuat segalanya menjadi rumit.

Baca Juga: Harta Waris Vanessa Engel Menjadi Sengketa, Doddy Sudrajat dan Besannya Memiliki Keinginan Berbeda

Baca Juga: Pengakuan Para Guru, Dede Yusuf: Pelaksanaan ANBK Terkendala Perangkat atau Server

Exotoxin ini bertindak sebagai bajak laut yang merampok perahu, menyandera dengan cara memblokade kotak neurotransmitter.

Akibatnya sinyal perintah yang seharusnya disalurkan ke saraf motorik, menjadi tidak sampai seluruhnya ke motorik otot.

Isi perintah jadi tidak lengkap, dan membuat bingung otot yang berakhir dengan kejang atau dikenal sebagai 'Spasme Tetanus'.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini