A. Pelatihan Kepemimpinan Pembelajaran Digital
Fokus pada supervisi akademik berbasis data, coaching guru, dan penggunaan platform digital untuk memantau mutu pembelajaran.
B. Workshop Transformasi Sekolah Berbasis Teknologi
Melatih kepala sekolah dalam manajemen digital, literasi teknologi, keamanan data, serta pemanfaatan AI dan aplikasi sekolah.
C. Program “AKSI Digital Leadership”
Program sertifikasi yang menguatkan kompetensi kepemimpinan inovatif, manajemen perubahan, dan pengembangan budaya sekolah digital.
D. Komunitas Praktik Baik (Best Practice Sharing)
Forum rutin daring–luring tempat kepala sekolah berbagi strategi sukses, inovasi pembelajaran, dan solusi manajemen sekolah.
Baca Juga: Umumkan Digugat Cerai, Della Puspita Bantah Isu Pernah Jadi Pelakor: Gak Ada Untungnya Saya...
E. Pendampingan Implementasi Kurikulum dan Teknologi
Tim ahli AKSI mendampingi sekolah dalam integrasi kurikulum dengan penggunaan media digital dan data untuk keputusan yang tepat.
“Melalui program-program tersebut, kepala sekolah dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang adaptif, profesional, dan siap memimpin transformasi pendidikan di era digital,” kilah Yonandi.
AKSI akan memfasilitasi kesempatan pelatihan bagi para kepala sekolah yang berkualitas dan terjangkau melalui langkah-langkah berikut:
a. Menyelenggarakan pelatihan dan webinar rutin dengan narasumber kredibel, berbasis kebutuhan kepala sekolah, dan biaya yang terjangkau.
b. Menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga profesional untuk menghadirkan pelatihan bersertifikat dengan biaya minimal.
c. Menyediakan platform digital AKSI untuk akses modul, rekaman seminar, dan komunitas belajar daring yang bisa diikuti kapan saja.
d. Mengadakan pelatihan luring regional agar biaya perjalanan dan akomodasi bagi peserta lebih ringan.
e. Memberikan beasiswa atau subsidi pelatihan bagi daerah tertentu agar aksesnya merata dari pusat hingga daerah 3T.
Masih menurut Yonandi, dengan strategi ini, kepala sekolah dapat mengikuti pelatihan yang berkualitas, mudah diakses, dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mendorong kepala sekolah terus mengembangkan diri dan beradaptasi dengan metode pengajaran inovatif adalah:
a. Membangun budaya belajar berkelanjutan melalui komunitas belajar, coaching, dan refleksi rutin antar kepala sekolah.
b. Menyediakan pelatihan inovatif yang relevan dengan tantangan terbaru, termasuk pembelajaran digital, diferensiasi, dan project-based learning.
c. Memberikan ruang berbagi praktik baik agar kepala sekolah saling menginspirasi dan meniru inovasi yang sudah terbukti berhasil.
d. Mendorong kepemimpinan berbasis data sehingga kepala sekolah mampu melihat kebutuhan riil sekolah dan mengambil keputusan inovatif.
e. Memberikan penghargaan dan apresiasi bagi kepala sekolah yang berhasil mengembangkan pendekatan pembelajaran baru.
“Strategi tersebut, kepala sekolah terdorong untuk adaptif, kreatif, dan terus berkembang sesuai tuntutan pendidikan masa kini,” tutur Yonandi.***