Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat Pecinan sangat penting dalam proses revitalisasi ini.
Mereka akan memberikan masukan yang berharga mengenai desain dan konsep yang sesuai dengan semangat dan budaya setempat.
"Kami ingin keterlibatan itu nyata, sehingga bangunan dan inovasi tidak hanya sekadar fisik tapi semangatnya juga ada," ujar Yudi.
Revitalisasi tidak hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga tentang pelestarian budaya dan sejarah.
Dengan melibatkan masyarakat, diharapkan hasil revitalisasi ini akan lebih bermakna dan dapat dinikmati oleh semua pihak.
Revitalisasi kawasan Pecinan Semarang ditargetkan selesai pada awal Desember 2024.
Proses pengerjaan akan dimulai setelah diskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan melalui tahap lelang.
"Perkiraan, akhir bulan Juli mulai pembangunan hingga awal Desember 2024," tambah Yudi.
Dengan adanya revitalisasi ini, diharapkan kawasan Pecinan Semarang akan menjadi lebih hidup dan menarik, tidak hanya bagi warga setempat tetapi juga bagi wisatawan yang datang.
Peningkatan infrastruktur dan pelestarian budaya akan menjadi daya tarik utama, memperkuat identitas kawasan ini sebagai salah satu ikon kota Semarang.
Revitalisasi kawasan Pecinan Semarang merupakan langkah penting dalam upaya melestarikan dan mengembangkan kawasan bersejarah ini.
Dengan fokus pada Kelenteng Tay Kak Sie dan gapura masuk, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menarik lebih banyak wisatawan.