Intip 5 Cara Pencegahan dari Negara Penyintas Wabah NiV, CDC: Indonesia Berisiko Terkena Paparan

photo author
- Senin, 18 September 2023 | 21:09 WIB
Pencegahan penyebaran virus Nipah yang dapat dilakukan sebelum masuk ke Indonesia. (Gorajuara/ Itai Parelman Nasich/ Pixels )
Pencegahan penyebaran virus Nipah yang dapat dilakukan sebelum masuk ke Indonesia. (Gorajuara/ Itai Parelman Nasich/ Pixels )

    Hindari area dimana kelelawar diketahui bertengger

    Hindari makan atau minum produk yang dapat terkontaminasi oleh kelelawar, seperti getah kurma mentah, buah mentah, atau buah yang terdapat di tanah

    Hindari kontak dengan darah atau cairan tubuh orang yang diketahui terinfeksi NiV

NiV juga dapat ditularkan dari kontak manusia, sehingga perlu adanya pengendalian praktik infeksi standar dan teknik keperawatan dalam mencegah virus di rumah sakit, dari pasien yang dinyatakan positif atau diduga terjangkit virus Nipah.

Upaya yang dapat dilakukan selain dari individu yakni para ilmuwan, penelitian, maupun profesi ahli lainnya terus mempelajari wabah NiV untuk menangkal penyebarannya sejak dini.

Dalam cakupan nasional yang lebih luas bisa meningkatkan pengawasan terhadap hewan dan manusia di wilayah yang diketahui terdapat NiV.

Serta melakukan penelitian tentang ekologi kelelawar buah untuk memahami di mana mereka tinggal dan bagaimana mereka menyebarkan virus ke hewan dan manusia lain.

Hingga saat ini dinyatakan belum ada obat maupun vaksin untuk jenis virus yang satu ini dengan demikian perlunya alat untuk mendeteksi virus secara dini di masyarakat dan hewan ternak.

Himbauan mengenai tanda, gejala, serta resiko NiV perlu dimasifkan melalui layanan bentuk informasi agar meningkatkan kesadaran dari masyarakat.

Berkaca dari Kerala sebagai negara tropis yang mengalami penggundulan hutan dan urbanisasi begitu pesat.

Menyebabkan kondisi di mana manusia dan hewan seperti kelelawar buah, dapat membawa wabah ini sangat cepat karena memiliki kontak yang lebih dekat dengan manusia.

Sehingga manusia juga berkontribusi terhadap gangguan ekosistem alam yang dapat meningkatkan kemungkinan mutasi virus secara acak.

Perubahan iklim yang tidak menentu juga turut mendorong banyak hewan meninggalkan ekosistemnya demi lahan yang lebih layak.

Dikutip Gorajuara dari Live Science, terdapat lebih dari 1, 67 juta virus yang tidak diketahui dan menginfeksi hewan di bumi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: R Herdiawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini