GORAJUARA - Mengantisipasi loss learning akibat Pandemi Covid-19, sejak Tahun Pelajaran 2020/2021 melalui siaran pers Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21/Sipres/A6/VIII/2020 tanggal 7 Agustus 2020, pada masa pandemi Covid-19, sekolah di zona hijau dan kuning dapat dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat.
Berbagai persiapan di lakukan di sekolah : kesiapan fisik dan psikologi. Kesiapan fisik antara lain menyiapkan thermogun di pintu masuk, tempat cuci tangan dengan sabunnya, hand sanitizer, penyediaan dan penyemprotan disinfektan di setiap ruang, menjaga kebersihan toilet, dan kebersihan lingkugan di sekitar sekolah.
Sekolah juga wajib mengalokasikan dana untuk menunjang segala persiapan pembukaan sekolah. Kesiapan psikologis antara lain melaksanakan workshop guru/pegawai secara daring dan luring untuk meningkatkan pemahaman terkait tata cara menangani wabah pandemi yang perlu diwaspadai bersama.
Baca Juga: Coba Resep Meatloaf Daging Kambing Ini Saat Idul Adha, Dijamin Ketagihan!
Ada tiga tahap PTM pada masa pandemi : tahap simulasi, transisi, dan normal baru. Pada tahap simulasi dilakukan uji coba dengan jumlah siswa terbatas yang dibagi dalam beberapa sesi dalam sehari dan dapat dilakukan selama 1 sampai 2 pekan, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
Siswa dapat mengikuti simulasi atas persetujuan orangtua dengan tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Seperti namanya, simulasi adalah semacam gladi resik sebagai jembatan menuju masa transisi, setelah daftar periksa kesehatan terpenuhi. Selanjutnya, pihak sekolah mengevaluasi pelaksanaan simulasi secara komprehensif sebagai persiapan PTM memasuki masa transisi.
Pada tahap transisi, PTM dirancang 3 hari dalam seminggu dikombinasikan dengan belajar daring dan dilaksanakan beberapa sesi bergantung pada daya dukung sekolah. Ini akan menambah beban tugas guru. Tiap sesi PTM dirancang 90 menit untuk tiga mata pelajaran berbeda (30 menit per mata pelajaran). Siswa belajar di sekolah selama 90 menit tanpa jeda.
Baca Juga: Mayang Klarifikasi Dapat Beasiswa dari Orang Lain
Setelah itu mereka pulang dan sekolah tidak diperkenankan membuka kantin. Siswa disarankan membawa bekal dari rumah masing-masing. Direkomendasikan siswa yang masuk kelas per sesi hanya 50% dari total siswa dalam sekelas (normalnya 36 orang). Jeda antarsesi dijadwalkan 1 jam, dengan pertimbangan seluruh siswa pada sesi sebelumnya sudah pulang dan kelas sudah disemprotkan disenfektan oleh petugas kebersihan sekolah untuk selanjutnya dapat dipakai siswa belajar pada sesi berikutnya. PTM masa transisi dijadwalkan berlangsung 2 bulan.
Pada tahap normal baru, skenario PTM sama dengan masa transisisi tetapi waktu belajarnya diperpanjang setiap sesi, yaitu 2 jam untuk tiga mata pelajaran (@ mata pelajaran 40 menit). PTM saat normal baru dilaksanakan bila pada tahap transisi dinyatakan berhasil bebas dari paparan Covid-19 dan pembelajaran dilaksanakan sepekan penuh dengan tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
Bila dengan PTM ternyata menimbulkan kluster baru Covid-19, maka sekolah wajib ditutup dan pembelajaran kembali daring. Namun bila berhasil, selayaknya PTM masa Covid-19 menjadi acuan normal baru sekolah.
Baca Juga: Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia Diperingati Agar Masyarakat Paham Bahayanya Kantong Kresek
Begitulah bila sekolah dibuka banyak tantangan yang harus dihadapi para pendidik dan tenaga kependidikan. Bersamaan dengan itu, mereka juga wajib menjaga imun untuk keselamatan dengan disiplin mengikuti protokol Kesehatan dengan dukungan tripusat pendidikan.
Semoga Semua Hidup Berbahagia menyongsong era baru pembelajaran di sekolah, memasuki Tahun Pelajaran 2022/2023, dengan Kurikulum Merdeka semangat Merdeka belajar.***