Siswa yang terseleksi kemudian diantar oleh orang tuanya ke sekolah melalui upacara adat. Setiap siswa oleh masing-masing orang tuanya diamanti pohon untuk ditanam dan dirawat selama sekolah.
Perawatan pohon atas amanat orang tua menjadi pendidikan karakter yang efektif untuk membentuk disiplin, rasa tanggung jawab dan bakti siswa pada orang tua.
Siswa-siswa miskin di SMAN Bali Mandara prestasi akademiknya terkenal di tingkat nasional dan internasional. Suatu saat siswa putra pejabat tinggi di provinsi mendaftar ke SMAN Bali Mandara dan tidak diterima.
Kepala sekolah akhirnya dipanggil menghadap ke kantor pejabat tinggi kemudian menanyakan, “apa kekurangan anak saya sehingga tidak diterima di SMAN Bali Mandara”.
Kepala sekolah menjawab, “putra bapak sudah memenuhi syarat, namun ada satu syarat yang tidak terpenuhi. Pejabat tinggi itu bertanya, “apa itu?” Kepala sekolah menjawab, “anak bapak kurang miskin”.
Pengirim: Toto Suharya, Sekjen DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI)