GORAJUARA,- Diskusi hangat tentang masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berlangsung di Hotel Horison Bandung Rabu, 30 Maret 2022. Hadir pada acara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi beserta jajaran, dan stake holder pendidikan yang ada di Jawa Barat.
Hal-hal yang mengemuka dalam pelaksanaan PPDB sekarang adalah tentang keberpihakkan pada semua pihak terutama pada siswa miskin.
Ruh dari peraturan PPDB adalah memberikan layanan pendidikan pada masyarakat secara tertib, adil, dan lancar. Kondisi ini menjadi harapan bagi seluruh para peserta Uji Publik Eksternal.
Baca Juga: Imam Masjid dan Marbot Deklarasi Dukungan Calon Presiden 2024
Baca Juga: Antisipasi Ancaman Bencana, Cadangan Pangan Harus Tersedia
Karenanya, diharapkan PPDB tahun 2022 lebih sukses dari pelaksanaan tahun lalu. Kuncinya semua masalah besar atau kecil bisa diselesaikan dengan kearifan lokal yang penuh cinta dan kasih sayang.
Peraturan PPDB tahun 2022 relatif sama dengan peraturan PPDB tahun lalu. Kuota Zonasi lebih besar dari kuota lainnya, dengan memperhitungkan jarak dan usia. Untuk nilai raport pada jalur prestasi tidak ada kalibrasi.
Di tempat yang sama Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (DPP AKSI), Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd, menyatakan pelaksanaan PPDB Jawa Barat kondusip dan aman.
Baca Juga: Juara Masterchef Season 1 Meninggal Dunia, Berikut Profil Chef dengan Ciri Khas Ikat Kepala Ini
Baca Juga: Netizen Hingga Jefri Nichol Jagokan Azka Corbuzier Menang Lawan Vicky Prasetyo
Pada kesempatan itu, ada yang menarik sekali saat mendengar cerita peserta Uji Publik Eksternal Agus Setia Mulyadi dari IKA UPI Bandung dan Kepala SMAN 17 Bandung tentang PPDB di SMAN Bali Mandara Provinsi Bali.
Sekolah ini didirikan di atas tanah 10 hektar bergandengan dengan SMKN Bali Mandara tanpa batas pagar. Sekalipun tanpa batas pagar tidak pernah terjadi tawuran.
SMAN Bali Mandara diperuntukkan untuk siswa miskin dengan fasilitas asrama biaya penuh dari APBD. Seleksi PPDB hanya menggunakan satu syarat yaitu miskin. Siswa-siswa SMP diseleksi melalui observasi, selanjutnya diseleksi terkait masalah motivasi dan kemandiriannya.
Baca Juga: Marc Marquez Absen pada MotoGP Argentina