GORAJUARA - Selain melaksanakan kegiatan Roots Day – Anti Perendungan, SMA Negeri 18 memiliki program lain, di antaranya membuat Best Practice atau Praktik Baik dari para guru.
Hasil karya praktik baik ini dituangkan dalam sebuah buku yang diberi lebel ‘Kumpulan Praktik Baik Karya Guru SMA Negeri 18’.
“Nah, pada saat pelaksanaan Roots Day – Anti Perundungan, kami juga sekaligus Launching Buku Best Practice. Alhamdulillah acara dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Arif Subekti, S.Pd.,M.Pd., dan Ketua Jabar Masagi, Erwan Nizwarudin, S.Psi.,M.PubPolMGt,” kata Kepala SMA Negeri 18 Kota Bandung, Nani Mulyani, S.Pd.,M.P,Mat., Kamis 17 Februari 2022.
Baca Juga: Sumedang Jadi Persinggahan Lomba Karya Tulis Antar Siswa dan Guru, Ketua Forum MKKS Merasa Bangga
Bagi Nani Mulyani yang menjadi bagja, karena dari sekian banyak Best Practice tersebut, karya dari guru SMA Negeri 18 menjadi juara favorit tingkat Jawa Barat.
“Itu yang membuat saya termotivasi, sehingga semua guru SMA Negeri 18 diwajibkan untuk membuat praktik baik tersebut,” ujarnya.
Ini sangat luar biasa, lanjut Nani Mulyani, karena gaya literasi mereka cukup terpimpin dan tersalurkan. “Karya mereka itu perlu diacungi jempol, mendapat apresiasi, dan diberikan penghargaan setinggi-tingginya,” ucap Nani Mulyani.
Rasa bagja itu, tidak hanya dirasakan oleh Nani Mulyani sebagai kepala sekolah, tetapi juga bagi guru-guru yang terlibat dalam kegiatan Best Practice.
Pasalnya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan Ketua Jabar Masagi begitu luar biasa memberikan apresiasi.
Pegakuan dari Kepala Cabang Dinas dan Ketua Jabar Masagi, tambah Nani Mulyani, itu membangkitkan semangat mereka untuk berkarya dalam praktik baik ini.
Baca Juga: Hati-hati, Belahan Indonesia akan Dilanda Cuaca Ekstrem pada 17-23 Februari 2022
“Saya berharap kegiatan praktik baik ini tidak hanya dilaksanakan di semester ini saja, tetapi pada semester depan akan dibuat kembali satu buku praktik baik,” katanya.
Nani Mulyani mengungkapkan, kalau siswa menulis itu sudah terbiasa, tapi bagi seorang guru dengan berbagai kesibukan mengajar dan mengerjakan hal lainnya masih bisa menulis, itu sangat luar biasa.