GORAJUARA - Fokus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sekarang lebih fokus untuk mengembangkan kewirausahaan.
Artinya, jika dulu di SMK ini ada istilah BMW, yakni bekerja melanjutkan dan berwirausaha. Tetapi saat ini dibalik menjadi WBM, jadi wirausaha lebih dikedepankan.
Melalui program pengembangan pembelajaran kewirausahaan ini, menurut Wakil Kepala SMK Negeri 1 Sukanagara Bidang Humastri-Hubin, Harry Sofyan Taufik, S.Si., menjadi sebuah tantangan untuk mencetak wirausaha muda dari lulusan SMKN 1 Sukanagara.
Baca Juga: Tungku Pembakaran Sampah Dibangun, Warga Tak Buang Sampah ke Sungai dan Selokan
Salah satu upaya untuk mencetak lulusan berjiwa wirausaha, SMKN 1 Sukanagara kini tengah mengembangkan produksi kopi.
“Apalagi SMKN 1 Sukanaga sudah terlanjur dikenal sebagai sekolah kopi, dan masyarakat juga banyak yang bertani kopi,” ujarnya.
Melalui program SMK Membangun Desa, urai Harry, kita memfasilitasi petani yang memiliki lahan kosong untuk ditanami kopi.
Hasil kopi dari masyarakat yang sudah berkolaborasi dengan SMKN 1 Sukanagara kita beli, selanjutnya diproduksi dan kita jual.
Program ini sudah berjalan hampir 1,5 tahun, beber Harry, bahkan produk kopi SMKN 1 Sukanagara ini sudah memiliki Penomeran Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sudah layak dijual di supermarket.
“Kita juga sudah melaksanakan kerjasama dengan industri kopi yang levelnya di atas,” ucapnya.
SMKN 1 Sukanagara terus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, ungkap Harry, di antaranya dengan LPK Sugeng Sejahtera, memiliki kopi luak Cikole, Lembang.
Perusahaan itu siap untuk mendidik siswa SMKN 1 Sukanagara untuk menjadi barista.
Baca Juga: Jelang Lawan PSS, Pelatih Persib Tak Mau Anak Asuhnya 'Mabuk' Kemenangan
