GORAJUARA - SMAN 2 Kuta Selatan lulus seleksi Sekolah Penggerak dan mendapat nilai Akreditasi A (93) pada 2021, dalam usia 2 tahun. Pada 2021 juga sudah terbit 3 buku literasi, yaitu Literasi Masa Pandemi (I Nyoman Tingkat), antologi puisi Spirit Hati karya Made Santiasa, dan Pandem : Antara Fiksi dan Fakta (Antologi karya bersama siswa). Pada tahun ke-3, 2022 juga sudah terbit Majalah Kontemplasi edisi perdana dengan liputan utama Toleransi Beragama.
Selain itu, dalam menyambut HUT III SMAN 2 Kuta Selatan (3 September 2022) juga akan menerbitkan tiga buku lagi, Taksu Cinta (Best Practice Pengelolaan Sekolah) karya I Nyoman Tingkat, antologi puisi karya bersama guru, dan antologi puisi karya bersama siswa.
Sebagai konsekuensi dari lulus seleksi Program Sekolah Penggerak (PSP), SMAN 2 Kuta Selatan wajib melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan Merdeka Belajar mulai Tahun Pelajaran 2022/2023. Hakikat pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka adalah menggali potensi optimal dari guru dan peserta didik untuk berinovasi serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
Baca Juga: Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 2 Kuta Selatan, Seru dan Menyenangkan
Baca Juga: Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt, Masuk Jajaran Ilmuwan Kelas Dunia, Mentori Peneliti Muda
Di sini guru adalah teman belajar bagi peserta didik, guru dan peserta didik sama-sama belajar. Oleh karena itu, guru dituntut menerapkan segitiga restitusi dari Diane Gossen yang menekankan pembelajaran pada menstabilkan identitas siswa dengan berpikir positip, memvalidasi kebutuhan/tindakan salah dari siswa dan menumbuhkan keyakinan diri berdasarkan kesepakatan kelas secara bersama-sama. Intinya, pembelajaran sebagai bagian dari pendidikan untuk memanusiakan manusia selaras dengan teori Humanistic Education yang dikembangkan oleh Arthur Combs dari Ohio Amerika.
Dengan menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, guru dituntun untuk mengembangkan pikiran positip secara bersama-sama berdasarkan keyakinan kelas. Oleh karena itu, nilai-nilai bersama dalam keyakinan kelas diproyeksikan dalam nilai-nilai bersama dalam keyakinan sekolah. Nilai-nilai positip dimulai dari lingkaran terkecil menuju vibrasi lebih luas.
Pendidik dan tenaga kependidikan menjadi role model dalam mengembangkan pola berpikir positip di sekolah. “Ini perlu gerak langkah bersama sesuai dengan semangat Sekolah Penggerak. Bergerak serentak, menggerakkan dan digerakkan dengan mengembangkan pikiran positip, sesuai dengan prinsif segitiga restritusi. Sedapat mungkin menghindari hukuman”, kata Kepala SMAN 2 Kuta Selatan, Dr. Drs. I Nyoman Tingkat, M.Hum.
Baca Juga: 7 Kutipan Inspirasional Pendek yang Bakal Membuat Hari Anda Lebih Baik
Baca Juga: Jadi Pemain E-Sport Profesional Cita-Cita Siswa di Era Digital
Oleh karena SMAN 2 Kuta Selatan baru menerapkan Kurikulum Merdeka, tentu saja perlu waktu untuk menilai efektivitasnya bagi siswa dalam pembelajaran. Apapun Kurikulumnya, pembelajaran bermutu dan bermakna bagi peserta didik ada ditangan guru. Di tangan guru masa depan bangsa dipertaruhkan. Ini perlu komitmen bersama dari tripusat pendidikan sebagaimana didengungkan Ki Hadjar Dewantara.***