GORAJUARA - Ditengah-tengah perubahan paradigma baru pendidikan, masih terjadi kesenjangan pemahaman. Perubahan paradigma pendidikan belum dipahami secara merata.
Pada paradigma baru, pendidikan tidak diarahkan untuk menjuarai lomba-lomba. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang terjadi di setiap satuan pendidikan.
Berdasarkan penjelasan di dalam Workshop Merdeka Belajar streaming tanggal 4 Juli 2022, dijelaskan bahwa usaha pendidikan harus memerhatikan tiga komponen berkualitas.
Baca Juga: Menulis 100 buku, Mendiagnosis Permasalahan Siswa Dari Buku Karya Siswa
Komponen tersebut antara lain kualitas out put, proses, dan input. Kualitas out put yaitu ketercapaian tujuan pembelajaran, literasi, numerasi, dan karakter.
Kualitas proses teridiri dari kualitas pembelajaran, perbaikan pembelajaran, kepemimpinan belajar, pemanfaatan TIK, iklim keamanan, kebinekaan dan iklusivitas, serta link and match dengan dunia kerja.
Kualitas input berkaitan dengan sumber daya di sekolah, terdiri dari komptensi guru, keberadaan guru penggerak, kinerja administratif, dan pemerataan serta pemenuhan kebutuhan guru.
Baca Juga: Podcast dengan Dua Penulis Muda Pemberani dan Imanjinatif
Sebagaimana kita ketahui, berdasarkan hasil survey PISA tahun 2018, kualitas pendidikan kita masih rendah di literasi dan numerasi. Kita juga perlu peningkatan dalam karakter.
Selain itu tingkat pengangguran masih tinggi dan terjadi perbedaan kualitas layanan pendidikan. Faktor ini berkaitan dengan pembenahan di proses dan input.
Pada proses pembelarajaran, kualitas pembelajaran perlu perbaikan dengan meningkatkan kreativitas pembelajaran yang lebih kontekstual, meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah, dan karakter.
Baca Juga: SMAN 1 Cipeundeuy Bandung Barat, Wujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Dhuha 12 rakaat
Proses pembelajaran berkualitas didukung oleh kepemimpinan yang inspiratif, pemanfaatan TIK, keamanan dan iklim keberagaman di lingkungan sekolah.
Kompoenen out put dan proses berkaitan erat dengan peningkatan kualitas input, yaitu dengan meningkatkan kompetensi guru, kinerja pendidik, partisifasi warga sekolah, pengelolaan anggaran berbasis TIK dan dukungan APBD.