GORAJUARA - Seorang murid yang dilaporkan oleh guru mengalami gangguan kejiwaan dan penanganannya sangat sulit dan untuk memahaminya perlu pendekatan holistik.
Dalam pendidikan ilmu pengetahuan holistik tidak didominasi oleh pengetahuan empiris. Pengetahuan empiris dan non empiris dari kitab suci, tradisi, bisa berkolaborasi.
Seorang murid teridentifikasi mengalami gejala susah tidur, malas ke sekolah, penakut, dan tidak percaya diri. Hidupnya menjadi suka menyendiri.
Baca Juga: Ketemu Guru Edan... Sedang Merintis Pesantren....
Murid-murid tersebut menjadi sulit bergaul dengan teman-temannya karena minder dan rasa takut berlebihan. Jika berjalan selalu menundukkan kepala seperti merasa malu.
Kondisi ini telah berlangsung lama, dan telah dilakukan pengobatan ke psikiater. Sudah dikasih obat namun kondisinya belum ada perubahan.
Berdasarkan ilmu pendidikan, faktor yang mempengaruhi karakter atau kejiawaan anak tidak ada lagi yaitu faktor lingkungan tempat dia tinggal.
Baca Juga: Kepala Sekolah Berkarakter Cinta Lingkungan dan Budaya Lokal... Melaksanakan Kongres di Bandung...
Maka faktor penyebab yang paling pertama yang harus diidentifikasi adalah lingkungan keluarga. Hasil pengamatan, prilaku orang tua sangat berpengaruh pada psikologi anak.
Berdasarkan hasil penelitian, sejak zaman Belanda dalam buku karya Ki Hadjar Dewantara, anak-anak bermasalah cenderung datang dari keluarga bermasalah.
Perceraian, konflik keluarga, intimidasi oleh anggota keluarga, prilaku buruk orang tua, menjadi faktor yang sering ditemukan menjadi latar belakang murid-murid bermasalah.
Baca Juga: Guru Beban Negara atau Guru Beban Negara....
Ada temuan unik, ketika orang tua mengamalkan ilmu-ilmu kekebalan tubuh dengan menggunakan kekuatan makhluk gaib, ternyata berdampak pada psikologi dan emosi anak-anak.
Menurut Haji Tatang Suherlan seorang ahli pengobatan alternatif, membenarkan bahwa, orang tua yang mengamalkan ilmu-ilmu gaib, klenik, bisa berdampak pada gangguan psikologis dan emosi pada anak.