GORAJUARA - Jika kita telusuri di internet program "yuk nabung saham" sudah diinisiasi oleh Yusuf Kalla sejak tahun 2015. Gerakan nabung saham bisa bangun karakter istimewa.
Faktor pertama gerakan ini tidak jalan, karena program yuk nabung saham tidak menyentuh dunia pendidikan. Selain itu, pelajaran ekonomi di sekolah gagal mengajarkan pasar saham pada murid.
Pelajaran pasar saham sudah ada sejak dulu dikurikulum sekolah. Namun anehnya, guru-guru, bahkan dosen, tidak menganjurkan pada murid atau mahasiswanya nabung saham.
Baca Juga: Ekonomi Real TIme... Pelajaran Ekonomi Anak SMA Era Teknologi Informasi...
Guru-guru ekonomi di sekolah rata-rata tidak paham dengan pasih tentang pasar saham. Mereka mengajarkan hanya sebatas teori dan tidak mendorong murid praktek nabung saham.
Di antara guru-guru ekonomi yang ditemui, mereka rata-rata tidak berinvestasi di pasar saham. Alasan mereka tidak investasi di pasar saham karena risikonya tinggi.
Jawaban ini semakin menandakan bahwa rata-rata guru ekonomi di Indonesia tidak mengenal pasar saham dengan baik, dampaknya saham menjadi barang asing di Indonesia.
Baca Juga: Memahami Pembelajaran Mendalam dengan Mudah... Ini Kata Kuncinya Tak Perlu Menunggu Pelatihan...
Ketika rapat dengan orang tua siswa, dan memperkenalkan program nabung saham, hanya hitungan jari di antara mereka yang mengerti tentang saham.
Kondisi ini menunjukkan gagalnya dunia pendidikan mengajarkan ilmu ekonomi. Provinsi Jawa Barat dalam website jabarprov.id tahun 2022 merilis tulisan "Yuk Menabung Sambil Beli Saham".
Isi tulisannya berupa ulasan tentang investasi saham dengan perhitungan prosentasi investasi dari penghasilan. Pemerintah Jawa Barat belum menggelorakan pentingnya investasi bagi warganya.
Baca Juga: Apa Sih Ciri Orang Punya Literasi Finansial Baik... Cek di Sini Biar Paham...
Menurut Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI, program nabung saham bukan sekedar membeli saham, tapi melatih karakter istimewa.
Karakter yang dibangun dari nabung saham adalah melatih para murid untuk tidak konsumtif, serakah, hedon, sombong, dan manja. Program nabung saham melatih hidup sederhana.