Antisemitisme Soekarno Ke Israel Bukan Mutlak Kemanusiaan Atau Agama, Melainkan Sosialisme dan Kepentingan?

photo author
- Sabtu, 1 April 2023 | 12:11 WIB
 Anti-Semitisme Soekarno Terhadap Israel Bukan Mutlak Kemanusiaan Atau Agama  (Gorajuara/ Kolase pinterest  @Danu Priambodo dan Instagram  @isr.fa)
Anti-Semitisme Soekarno Terhadap Israel Bukan Mutlak Kemanusiaan Atau Agama (Gorajuara/ Kolase pinterest @Danu Priambodo dan Instagram @isr.fa)

GORAJUARA - Israel adalah negara kolonial yang kedudukannya tidak diakui oleh sekelompok orang yang antisemitisme.

Anti Yahudi atau antisemitisme ini sudah terjadi bahkan sejak pemerintahan Soekarno.

Banyak sikap antisemitisme ditunjukan oleh beberapa pihak termasuk pejabat negara, seperti yang dilakukan oleh Soekarno dulu.

Namun ternyata hal itu tidak didasari oleh rasa kemanusiaan atau semata-mata solidaritas agama.

Baca Juga: Guru Itu Baru Menyadari Sebab Keterlambatan Muridnya, Mengapa?

Dilansir oleh Gorajuara dari Jurnal Greg Borton dan Colin Rubenstein pada 1 April 2023, antisemitisme di dasari karena anti kolonialisme dan kedekatan diplomatis dengan negara bekas jajahan Eropa, termasuk negara-negara Arab.

Berdasarkan hal tersebut sejak tahun 1920-an topik masa depan Palestina selalu menjadi perbincangan rutin saat pertemuan tahunan.

Bahkan tak hanya pada rezim Soekarno, sikap ini diteruskan kepada pemimpin negara selanjutnya yang juga antisemitisme.

Dengan kedekatan negara Indonesia, dukungan akan selalu ada terhadap Palestina karena menyalahi ideologi yang telah dibangun oleh Soekarno.

Soekarno pun menolak adanya tekanan kelompok Islam untuk merumuskan konstitusi secara eksplisit garis islam.

Baca Juga: Pesantren Merdeka Belajar, Siswa Lakukan Proyek Ekonomi Digital...

Dengan kata lain antisemitisme yang dilandasi adalah persatuan nasional sekulerisme teistik nonsektarian bukan konsepsi Islam tentang negara Islam.

Dukungan kemerdekaan negara-negara Arab terhadap Indonesia di 4 tahun setelah kemerdekaan menjadi alasan membangun hubungan Gerakan Non Blok (GNB).

Atas dasar hubungan ini juga menjadi kekuatan saling menguatkan dukungan terhadap masing-masing negara termasuk masalah Palestina.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rany Listyawati Sis, St

Sumber: Jurnal Greg Borton dan Colin Rubenstein, "Indonesia Dan Isra

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB