GORAJUARA - Dalam pembelajaran mendalam guru mandiri dan kreatif menciptakan proyek belajar. Guru bukan lagi sumber ilmu karena sumber ilmu sudah digantikan oleh AI.
Ada tiga prinsip dalam pembelajaran mendalam. Tiga prinsip ini harus menjadi acuan dalam perencanaan pembelajaran, ungkap Dr. Toto Suharya, M.Pd. Kepala SMAN 15 Bandung.
Prinsip tersebut berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Melalui tiga prinsip ini guru-guru diajak untuk melakukan pemahaman, penerapan, refleksi, dan menciptakan ide.
Dalam pembelajaran yang mendalam, guru-guru tidak perlu lagi menunggu proses, dan memformat rencana pembelarajan. Guru harus menjadi pengembang kurikulum.
Baca Juga: Ketemu Guru Edan... Sedang Merintis Pesantren....
Melalui tiga prinsip pembelajaran yang mendalam, guru harus memikirkan bagaimana caranya agar pembelajaran menjadi bagian dari diri murid-murid, sehingga murid-murid tidak dipaksa belajar.
Pembelajaran berkesadaran dirancang berdasarkan kebutuhan murid-murid. Rencana pembelajran harus mengikuti alur identifikasi, desain, implementasi, dan pengukuran.
Pembelajaran mendalam menuntut adanya informasi teknologi sebagai alat bantu pembelajaran agar lebih bermakna dan menyenangkan.
Baca Juga: Kepala Sekolah Berkarakter Cinta Lingkungan dan Budaya Lokal... Melaksanakan Kongres di Bandung...
Berbagai informasi ilmu pengetahuan yang ada di media dapat dimanfaatkan untuk menyadarkan murid-murid dengan informasi yang unik, dan inspiratif.
Melalui bantuan informasi teknologi, murid-murid perlu menyadari bahwa tujuan belajar saat ini harus realistis bermafaat bagi kehidupan sekarang saat ini dan di masa mendatang.
Guru dituntut memiliki kreativitas untuk menangkap banyak ide dalam media informasi, untuk dijadikan bahan terbuka dengan tujuan membangun kesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
Baca Juga: Guru Beban Negara atau Guru Beban Negara....
Pedoman tujuan guru dalam mengajar adalah tujuh dimensi profil lulusan, materi terbuka, penerapan materi terbuka dengan mengajarkan etika dan keterampilan.