GORAJUARA - "Kekaguman saya kepada Presiden Prabowo Subianto, bukan masalah kenaikan gaji guru, tetapi kepada komitmen Presiden kepada dunia pendidikan, Ungkap Dr. Toto.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI mengatakan seumur hidup di republik ini, baru kali ini menemukan pemimpin negara punya pemikiran berani dan progresif.
Presiden mengatakan, "negara-negara besar anggaran belanja negaranya sangat besar untuk pertahanan, tetapi saya berkomitmen memprioritaskan pendidikan".
Baca Juga: Tidak Ada Bangsa Besar Tidak Menghargai Guru....Aku Guru Hebat...
Sebagai pemimpin, beliau memahami betul bagaimana membangun kebesaran bangsa. Kunci keberhasilan Jepang dulu adalah pendidikan dan perhatiannya sangat lebih pada guru.
Presiden Prabowo Subianto seperti telah belajar banyak dan kontemplasi mendalam, otak bangsa ini adalah pendidikan dan tulang punggung pendidikan adalah guru.
Sejak usia PAUD sampai dengan SMA, kurang lebih 14 tahun warga negara Indonesia mendapat pendidikan. Selama empat belas tahun isi otak anak-anak sangat tergantung pada gurunya.
Baca Juga: Diskusi Guru-Guru Untuk Menyemangati Siswa Shalat Dhuha... Optimis Tanpa Batas...
Guru-guru bekerja dengan memberi ilmu, keterampilan, memotivasi, membimbing, dan menjadi teladan agar anak-anak tumbuh menjadi manusia-manusia cerdas dan terampil.
Betapa vital posisi guru-guru di republik ini, karena siapapun pasti pernah mendapat pelayanan pendidikan dari guru. Guru jadi barometer maju mundurnya bangsa.
Guru bisa mengajarkan tentang ilmu dan pikiran-pikiran apa saja kepada anak-anak. Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas guru.
Baca Juga: Seandainya UN diberlakukan Kembali... Anggaran Mencapai Ratusan Miliar...
Pemikiran-pemikiran tentang pentingnya guru, sangat dipahami betul oleh Presiden Prabowo Subianto. Dibuktikan dengan keberpihakkan anggaran kepada pendidikan.
Saya mengajak kepada seluruh kepala sekolah dan guru-guru di seluruh Indonesia, untuk menjadi barisan terdepan dalam memberikan layanan pendidikan terbaik pada masyarakat.
Menjadi guru yang baik, melayani dengan baik, menjadi teladan yang baik, harus jadi mindset para guru ke depan. Pemerintah tidak lagi beretorika, guru-guru mari kerja nyata.***