GORAJUARA - "kita butuh manusia penyelesai masalah bukan tukang penyelesai soal ujian", ungkap Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI kepada tim GoraJuara.com.
Tindakan Mas Nadiem Anwar Makarim yang fenomenal adalah membubarkan Ujian Nasional (UN) dari sistem pendidikan Indonesia. UN adalah nila setitik yang membuat rusak susu sebelana.
UN bisa jadi sebab otak bangsa Indonesia terbelakang dari bangsa lain. Fokus pendidikan kita saat ini adalah melatih generasi bangsa menjadi agen-agen penyelesai masalah.
Baca Juga: Masalah Pendidikan Bukan Karena UN dan Tidak Ada UN... UN bukan Solusi Pendidikan...
Pembelajaran diarahkan untuk mengenalkan peserta didik dengan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Mereka diajak untuk memahami berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Otak peserta didik dilatih untuk berpikir kritis ketika melihat suatu persoalan dengan memahami sebab-sebab terjadi masalah. Setelah menemukan masalah mereka dituntut menyelesaikannya.
Setiap hari peserta didik ddilatih untuk mengemukakan ide-ide kreatif yang bisa dilakukan secara nyata untuk membentuk pola pikir dan karakter mereka menjadi penyelesai masalah.
Baca Juga: Sekolah Defisit Ilmu Pengetahuan... Ilmu Yang Diajarkan Tidak Relevan Zaman...
Jika kelak diberlakukan kembali ada UN, maka otak peserta didik akan kembali ke belakang. Mereka akan jadi manusia-manusia autis yang hanya bisa menyelesaikan soal ujian.
Kondisi dunia saat ini sedang berlomba bagaimana menciptakan berbagai karya untuk menyelesaikan masalah manusia. Pendidikan diarahkan pada pembentukkan kompetensi.
Manusia saat ini diharga berdasarkan kompetensi yang dimilikinya bukan nilai hasil ujian. Para pengusaha ditingkat global tidak lagi melihat hasil ujian tapi kompetensi yang dimiliki.
Baca Juga: Perpustakaan di Sekolah Mengalami Keterbelakangan Mental... Supervisi Perpustakaan...
Di era teknologi informasi, dibutuhkan tenaga-tenaga kreatif dalam menciptakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Jika UN diberlakukan kembali dia akan jadi gulma pendidikan.
Dunia pendidikan butuh banyak sumber daya manusia yang literat pada teknologi informasi. Dunia pendidikan butuh dukungan dana untuk pengadaan dan peningkatan kompetensi guru.