SMAN 9 Bandung Terapkan Karakter Religius.... Shalat Jadi Sebab Kebahagiaan Anak-Anak...

photo author
- Rabu, 31 Juli 2024 | 08:04 WIB
SMAN 9 Bandung Inplementasikan Pendidikan Karakter Religius (GoraJuara.com/dok AKSI)
SMAN 9 Bandung Inplementasikan Pendidikan Karakter Religius (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - SMAN 9 Bandung Implementasikan Karakter Religius. Jam 06.45 bersama-sama siswa dan guru, kepala sekolah, melakukan gerakan dhuha 12 rakaat.

Salah seorang rekan pendidikan mengajak diskusi, "shalat dhuha itu sudah sering dilakukan, tapi mari diskusi, apa yang di dapat dari shalat dhuha di sekolah?"

Sudah dipastikan, ketika program shalat dhuha diterapkan di sekolah, orang awam pasti berpendapat kegiatan dhuha hanya sebatas gerakan ritual rukuk dan sujud. 

Baca Juga: Tidak Bisa Nitip PPDB...Sekolah Hadapi Tekanan Oknum LSM...

Gerakan rukuk dan sujud ciri dari orang beriman kepada Tuhan. Inti dari rukuk dan sujud adalah taat kepada Tuhan. Namun, makna shalat jika kita gali bukan sebatas gerakan ritual.

Berdasar pengamatan, pembelajaran agama di sekolah kurang mengelaborasi konsep. Konsep shalat kalau dielaborasi dari Al Quran, memiliki multi makna.

Shalat ada kaitan dengan prilaku baik. Shalat ada kaitan dengan intelektual. Shalat ada kaitan dengan ekonomi. Shalat ada kaitan dengan kedermawanan.

Baca Juga: Cara Mengenali LSM Abal Abal...LSM Harus Punya SK Kemenkumham...

Shalat ada kaitan dengan kehidupan sejahtera di dunia dan akhirat. Sebenarnya, shalat jika diimplementasikan di sekolah, bisa jadi energi positif untuk sekejahteraan dan kebahagiaan. 

Untuk memahami apa dampak-dampak setelah shalat dhuha dilaksanakan? Di kelas, guru-guru dapat melakukan pendalaman kelilmuan tentang shalat, dengan membaca tafsir, hadis, atau hasil riset.

Metode pengajaran untuk memahami shalat bisa dengan observasi, wawancara, atau refleksi. Guru-guru mata pelajaran bisa dengan kreatif menjadikan shalat sebagai tema belajar.

Baca Juga: Alasan Mengapa Jurusan IPA dan IPS Dihapuskan....Penjurusan di Sekolah Rugikan Dunia Pendidikan...

Guru-guru mata pelajaran bisa menugaskan penelitian tentang dampak shalat dhuha melalui metode observasi, wawancara, atau refleksi. Penelitian diberi jangka waktu.

Sebagai contoh, anak-anak bisa membedakan kondisi psikologis antara siswa yang shalat dengan yang tidak shalat disiplin. Faktor pembeda bisa dilihat dari berbagai sisi, misalnya nilai ulangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB