GORAJUARA - Dunia sepak bola Indonesia catat sejarah kelam baru atas terjadinya tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022 kemarin.
Sebanyak 187 korban tewas tercatat usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi.
Hal ini mengakibatkan tragedi Kanjuruhan tercatat sebagai 2 teratas sejarah kelam baru dari data 'Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan' di dunia sebelumnya.
Menanggapi hal ini Valentino Simanjuntak selaku host dan komentator BRI Liga 1 memilih untuk mengundurkan diri.
Pernyataan resmi Valentino Simanjuntak ini diungkapkannya lewat unggahan Instagram pribadinya.
"Selamat malam, dari hati dan pikiran saya sejak td malam dan hari ini.
Baca Juga: Komika Kemal Palevi Ungkapkan Suara Hati Soal Tragedi Berdarah Stadion Kanjuruhan, yang Tewaskan Banyak Jiwa
.
Kemarin malam adalah salah 1 pertandingan terbaik di liga 1 yg saya bawakan, tapi tak menyangka beberapa saat kemudian dan sampai pagi mendengar kabar yang begitu menyedihkan untuk sepakbola Indonesia bahkan dunia.
.
Sapanjang hari ini, kegelisahan dan frustrasi saya dr apa yg terjadi meyakinkan saya membuat keputusan ini.
.
Hentikan saling menyalahkan, saatnya semua melakukan tanggungjawabnya masing2 u/ keadaan saat ini dan yang kita harapkan di masa depan u/ kemajuan sepakbola Indonesia.
Baca Juga: Tragis Anak SMP dan SMA Korban Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan, Paman Sebut: Kalian Adalah Pembunuh!
.
Kiranya semua korban jiwa dapat didata dengan benar, dapat ditemukan keluarganya, dan yg masih berjuang di rumah sakit dapat diberi pemulihan????????.
.
Turut berduka cita sepakbola Indonesia.
.
#jebreeet." tulis Valentino Simanjuntak pada pernyataan pengunduran dirinya sebagai host dan komentator BRI Liga 1 2022/2023.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang Tuai Belasungkawa dari Keisuke Honda Hingga Klub-klub Inggris
Sikap yang diambil Valentino Simanjuntak dalam menanggapi tragedi berdarah Stadion Kanjuruhan ini mendapatkan respect dari banyak pihak.
Banyak pihak yang mendukung sikap yang diambil komentator yang selama ini dikenal dengan sebutan Valentino Jebret itu.
Hingga kini publik masih menunggu sikap-sikap yang ditunjukkan para petinggi PSSI atas tragedi berdarah yang jatuhkan banyak korban ini.
