Keadaan di ruangan operasi juga mengerikan. Samar Sbaeh dipaksa mendengar ocehan dokter dan perawat yang terus mengatainya dan anaknya teroris.
Di dalamnya juga terdapat tentara zionis Israel bersenjata lengkap.
Saat anaknya sudah lahir, Samar Sbaeh tidak diperbolehkan memeluk dan mencium anaknya.
Samar Sbaeh juga bercerita, bahwa terdapat tawanan yang bayinya tak diberikan kepada ibunya.
“Israel bahkan tak memperbolehkan anak saya keluar mendapatkan cahaya matahari dan mendapatkan mainan. Ia juga tak bisa mendapatkan air bersih meskipun untuk mandi,” katanya menjelaskan.
Tak hanya Samar Sbaeh, terdapat 10 tawanan perempuan Palestina lainnya saat itu yang melahirkan didalam penjara.
Keadaan hamil bahkan tak membuat mereka bebas dari siksaan petugas penjara.
Pada 17 Desember 2007, Samar Sbaeh akhirnya dibebaskan bersama anaknya, dan itulah kali pertama anaknya melihat cahaya matahari sampai berteriak kesenangan.
Anak Samar Sbaeh yang kini telah remaja turut mengirimkan sebuah video di acara International Conference of Palestine in Kuala Lumpur tersebut.
Anak Samar Sbaeh bercerita, saat di penjara seakan memiliki 15 Ibu yang merupakan tawanan Palestina juga.
“Israel saat itu memang mengambil hak saya. Bahkan tak memperbolehkan saya memiliki mainan. Sekarang? Israel tak akan pernah bisa menahan segala kehendak saya,” kata anak Samar Sbaeh dalam kiriman video tersebut. ***