GORAJUARA - Sampah plastik di India sudah bisa dikatakan parah. Setiap tahunnya, India menghasilkan 4 juta ton sampah plastik.
Sepertiga dari jumlah itu tidak didaur ulang dan saluran air sebagai tempat terakhirnya. Atau berada di tempat pembuangan sampah, setelah itu dibakar, tentu hal ini akan menimbulkan polusi udara.
Sapi-sapi liar selain makan rumput, juga mengunyah plastik dan ini merupakan pemandangan umum di kota-kota India.
Baca Juga: Mayang Klarifikasi Dapat Beasiswa dari Orang Lain
Baru-baru ini ada sebuah studi menemukan jejak-jejak (plastik) pada kotoran gajah di hutan utara negara bagian Uttarakhand.
Oleh karenanya sebagai upaya untuk mengatasi limbah yang mengotori sungai dan meracuni satwa liar, India mengeluarkan larangan terhadap plastik sekali pakai.
Larangan terhadap plastik sekali pakai ini diumumkan Jumat, 1 Juli 2022.
Baca Juga: Kesaksian Mantan Mafia Taiwan Kini Jadi Hero PMI Pada Podcast YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo
Larangan tersebut mencakup produksi, impor, dan penjualan benda-benda yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti sedotan dan gelas plastik.
Akan tetapi, ada pengecualian dalam aturan itu, yaitu mencakup produk seperti kantong plastik di bawah ketebalan tertentu dan produk yang disebut kemasan berlapis-lapis.
Mengutip dari Pikiranrakyat-Depok.com, pihak berwenang India akan menindak keras setelah larangan penggunaan plastik sekali pakai mulai berlaku.
Baca Juga: Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia Diperingati Agar Masyarakat Paham Bahayanya Kantong Kresek
Pihak kepolisian India akan akan disebar untuk memastikan tidak adanya pemasok atau distributor yang melakukan pelanggaran. Bila tidak, risikonya adalah denda maksimum 100.000 rupee (Rp18 juta) atau hukuman penjara lima tahun.
Di lain pihak, produsen plastik memohon kepada pemerintah untuk menunda larangan tersebut dengan alasan inflasi dan potensi kehilangan pekerjaan.