GORAJUARA - Sampah plastik sekali pakai atau biasa disebut kantong kresek berbahaya bagi lingkungan. Karena sulit diuraikan.
Menurut Pakar pengolahan limbah padat Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Warmadewanthi selain berbahaya bagi lingkungan juga memengaruhi kualitas air bersih.
Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan ITS bersama Institute for Global Environmental Strategies (IGES) Jepang, sampah plastik yang masuk ke badan air pada 2020 sampai 2021 hampir mencapai 32 persen.
Baca Juga: The Script, Trio Rock Band Asal Irlandia Bakal Konser di Istora Senayan Jakarta
Masih menurut Warma, panggilan akrab Warmadewanthi, ketika sampah plastik sampai ke hilir, terlebih khusus perbatasan sungai dan pantai. Pencemaran akan semakin parah.
Karena akan berpotensi menyebabkan kematian bakau dan biota yang ada di sana.
Menurut data, ada 1 spesies mamalia laut diketahui telah menelan plastik laut. Yang lainnya, lebih dari 100 spesies burung laut telah menelan artefak plastik. Yang lebih parahnya lagi, lebih dari 250 spesies telah terjerat dalam plastik.
Baca Juga: JKT48 Secara Resmi Batalkan Tour di Bandung, Masalah Teknis dan Keamanan Jadi Kendala
Sampah plastik sekali pakai memang hampir tidak ada manfaatnya. Tidak laku untuk didaur ulang, atau paling tidak harga jualnya rendah.
Sudah presentase manfaatnya rendah, bahayanya amat tinggi. Bahaya terhadap keberlangsungan hidup manusia yang amat tergantung pada air bersih.
Bukan itu saja, sampah plastik sekali pakai menjadi faktor penyebab terbesar rusaknya ekosistem laut. Ini pun ujung-ujungnya akan berdampak pada manusia.
Baca Juga: aespa Bagikan Serunya Kehidupan Sehari-hari Mereka di Asrama Lewat 'The Manager'