GORAJUARA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf Macan Effendi menyatakan, Assesment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia sebagai pengganti ujian nasional.
Dede mengungkapkan hal itu pada acara kundapil bersama Puslit Kemendikbud, pada acara kunjungan monitoring ke sekolah yang melaksanakan ANBK di SMPN 1 Soreang Kabupaten Bandung, Kamis 25 November 2021.
"Hanya saja konsepnya berbeda. Ujian nasional dilaksanakan diakhir pada masa pembelajaran kelas 6 SD, kelas 3 SMP, dan kelas 3 SMA/SMK," katanya.
Baca Juga: Hajar Persiraja Banda Aceh, Rene Alberts Kecewa Persib ‘Hanya’ Menang 4-0
Baca Juga: Jual Puluhan Wanita Muda, Mami Ambar Digelandang Polisi, Modusnya Menjanjikan Pekerjaan Pemandu Lagu
"Kalau ini, Assesment Nasional Berbasis Komputer dilakukan satu tahun sebelum akhir pembelajaran, yaitu kelas 5 SD, kelas 2 SMP, dan kelas 2 SMA/SMK dan sebagainya," tambah Dede Yusuf kepada wartawan di SMPN 1 Soreang.
Tujuan utamanya, lanjut Dede Yusuf, dalam pelaksanaan ANBK ini tidak dilakukan serentak semua siswa, tetapi perwakilan.
"Jadi konsepnya seperti survei. Pertanyaannya adalah, fungsinya buat apa? Jadi bagaimana kita ketahui, Ujian Nasional dulu, itu juga dilakukan untuk mengetahui kira-kira posisi pendidikan di Indonesia seperti apa," katanya.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Raih Piala Penghargaan di Ajang ADI 2021
Baca Juga: Persib Surati PT LIB, Terkait Tidak Disyahkannya Gol Marck Klok Saat Lawan Persija
Bagaimana dipahami, katanya, ada metodologi baru, yaitu survei untuk membuat hitungan secara statistik untuk mengetahui keberadaan sesuatu.
"Itu sebabnya, survei bisa dilakukan dalam pelaksanaan pemilu, pilkada dan lain-lain. Kalau kita ingin mengetahui posisi pendidikan kita, maka Assesment Nasional ini adalah salah satu upaya," ujar Dede.
"Kita tadi sudah lihat, Assesment Nasional yang dilakukan di SMPN 1 Soreang ini, juga untuk SD. Jadi SD-nya menumpang karena SD di tempat asal tidak memiliki fasilitas TIK atau IT-nya," tandasnya.***