Tim Monitoring PHBS Jawa Barat Menilai Pelaksanaan PTMT di Kota Bandung Sudah Berjalan Baik

photo author
- Selasa, 26 Oktober 2021 | 22:55 WIB
Perwakilan Tim Monitoring, Jatti Indriati saat melakukan monitoring di Ruang Tengah Balai Kota Bandung, Selasa, 26 Oktober 2021.*** (Gorajuara.com/humasbandung.go.id)
Perwakilan Tim Monitoring, Jatti Indriati saat melakukan monitoring di Ruang Tengah Balai Kota Bandung, Selasa, 26 Oktober 2021.*** (Gorajuara.com/humasbandung.go.id)

Terkait peran UKS, Asep menyebut, perannya sangat dominan. Karena UKS ikut andil dalam menyiapkan pelaksanaan PTMT. Sebelum layak menggelar PTMT, semua menjadi tanggung jawab sekolah.

Baca Juga: Gedor Gelorakan Kebangkitan Gairah Aktivitas Kepemudaan Pascapandemi Covid-19

"Tidak hanya Satgas Covid-19 tingkat Kota Bandung dan tingkat Kecamatan, di sini peran UKS bisa mengedukasi penyelenggaraan PTMT di masing-masing Sekolah," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Siti Muntamah mengatakan, terus mengedukasi terkait PHBS di sekolah. "Alhamdulillah sampai hari ini, walaupun tidak semua melaksanakan PTM, kita tetap mengedukasi PHBS. Baik itu di PKK, Puspaga, YKI dengan pesertanya sampai ribuan, kerjasama dengan Pandawa (Parenting Digital Kanggo Warga)," katanya.

Siti pun memastikan, PHBS ini secara konsep diterima oleh anak-anak, sehingga mereka tidak gagap lagi. Artinya adaptasi kebiasaan baru bisa cepat terinternalisasi pada anak-anak dan siap untuk PTMT.

Sedangkan terkait peran UKS, Siti terus menggencarkan edukasi. Mulai dari konsumsi, HIV/AIDS dengan KPA, hingga deteksi dini kanker payudara untuk siswi SMP. "Untuk memastikan program Rembulan (Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia), juga tetap dilakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan pemberian pil penambah darah," katanya.

Baca Juga: Tekuk PSIS 1-0, Persib Belum Terkalahkan di BRI Liga 1

Pihaknya juga sempat menggelar webinar terkait kesehatan mental anak remaja bersama Forum Komunikasi Anak dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).

"Kemudian ada Remaja GenRe dengan kesehatan reproduksi, karena ada anak yang belum mengerti ketika diajak berhubungan intim," ucapnya.

"Untuk PKK sendiri karena berkaitan dengan pola asuh anak dan remaja itu juga juara tingkat Jabar. Saya pikir informasi yang tadi disampaikan sebagai tambahan dan penguatan kegiatan keterkaitan dengan keluarga berfungsi sebagai perlindungan yang pertama dan utama," imbuh Siti.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini